Rocky Gerung Cemaskan Tragedi Timor Timur Terulang Kembali

eramuslim.com – Soal TNI dan Papua, pengamat politik Rocky Gerung singgung Tragedi Timor Timur yang lepas dari genggaman Indonesia.

Diketahui situasi di Papua semakin memanas setelah Kelompok Kriminal Bersenjata alias KKB berhasil membunuh salah seorang prajurit TNI bernama Pratu Miftahul Arifin di Nduga, Papua Pegunungan.

Melihat hal tersebut, Rocky Gerung mencemaskan kalau tragedi Timor Timur akan terulang kembali.

“Dulu juga kita anggap Timor Timur itu nggak akan terjadi, tapi publik internasional terutama Amerika Serikat menganggap bahwa jatuhnya Timor Timur berarti bangkitnya gerakan kiri (komunis) Fretilin,” ujar Rocky Gerung, dilansir dari saluran YouTube Rocky Gerung Official, Kamis 20 April 2023.

“Hal yang sama bisa saja berlangsung di dalam Papua dan Papua masih punya inspirasi tentang Timor Timur,” lanjutnya.

Kemudian, Rocky Gerung membahas berbagai macam lembaga survei yang pernah menyebutkan bahwa popularitas Jokowi di Papua tidak tertandingi.

“Terlalu banyak upacara untuk memuliakan Pak Jokowi di Papua,” katanya.

“Terakhir saya baca survei, mungkin dua atau tiga hari yang lalu, bahwa penerimaan orang Papua terhadap Pak Jokowi itu mencapai 82%,” tambahnya.

Lalu pria yang pernah mengajar di Universitas Indonesia tersebut mengungkit daerah Otonomi Khusus alias Otsus yang pernah dikeluarkan pada 2001.

Menurutnya hingga saat ini, Otsus itu tidak mempunyai dampak yang positif bagi masyarakat Papua.

“Memang soal keadilan sosial hanya bisa diatasi dengan Otsus. Namun, Jakarta lupa begitu Otsus dibawa masuk ke Papua, entah ke mana (dananya) dan siapa yang bertanggung jawab,” tuturnya.

“Lalu ketika pemerintah pusat akan memeriksa, nanti dicurigai kalau dana Otsus itu ikut dinikmati oleh KKB. Dan kita enggak pernah tau itu isu atau betul-betul fakta,” tambahnya.
Oleh karenanya, Rocky Gerung berpendapat pendekatan yang dilakukan pemerintahan Jokowi terhadap Papua tidak berhasil.

“Jadi betul beban Pak Jokowi memang banyak karena beliau terus menerus fokus pada infrastruktur. Dia lupa bahwa keeratan bangsa ini tidak ditentukan oleh panjangnya jalan tol, tetapi panjangnya jalan pikiran,” ucapnya.

“Panjangnya harapan publik bahwa Papua itu benar-benar bisa diasuh dengan cara yang masuk akal, bukan dengan pendekatan yang sifatnya negaraisme,” ungkapnya.

Update jumlah prajurit TNI yang tewas di Papua

Kolonel Kav Herman Taryaman selaku Kapendam XVII/Cenderawasih mengumumkan bahwa jumlah korban meninggal dunia di Papua menjadi 4 orang.

“Tim Gabungan TNI Polri menemukan 4 Prajurit TNI termasuk Pratu Miftahul Arifin dengan kondisi meninggal dunia,” papar Kolonel Kav Herman Taryaman kepada wartawan.

“Keempat prajurit tersebut telah dievakuasi ke RSUD Timika yang berada dalam wilayah Kabupaten Mimika,” tambahnya.

 

(Sumber: Terkini)

Beri Komentar

2 komentar

  1. Beda banget om… Klo tim-tim sampai dg lepas dari nkri, tak pernah diakui secara sah oleh PBB. Shg jadi penyakit bagi diplomasi RI di luar negeri. Klo papua, mulai pepera thn 69, telah sah di akui bagian dari NKRI.

  2. JADIKAN INDONESIA JADI NEGARA FEDERAL BIAR TIAP² NEGARA BAGIAN PUNYA PRESIDEN MASING²… PEMERINTAHAN PUSAT EKSEKUTIFNYA DIPIMPIN PERDANA MENTERI… PRESIDEN RI HANYA SIMBOL PEMERSATU… JADI KITA TIDAK HABIS ENERGI RIBUT SOAL CAPRES.