Eramuslim – Rencana Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menjadikan PT Gojek Indonesia sebagai agen pajak, memunculkan pertanyaan besar, kritikan dan bahkan cibiran.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli turut mengecam rencana itu. “Kok makin lama makin ngawur ya? Pengemudi Gojek mau dimanfaatkan.. Panik atau memang payah?” tanya Rizal di akun Twitter @RamliRizal.
Sindiran keras juga dilontarkan ekonom Jusman Dalle. “Gojek, layanan transportasi yang tak diakui oleh regulasi, bahkan dikebiri. Eh, malah dimanfaatkan oleh pemerintah,” tulis Jusman di akun @JusDalle.
Saat bertemu CEO Gojek Indonesia Nadiem Makarim, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan PT Gojek Indonesia akan menjadi perusahaan penyedia jasa aplikasi (application service provider/ASP) atau agen pajak.
Sri Mulyani menyebutkan, Nadiem Makarim juga direkomendasikan terkait dengan kegiatan digital ekonomi dan keuangan inklusi. Di mana, perusahaan Gojek bisa berperan dalam memberikan kemudahan, dalam hal ini pengurusan sektor pajak.
Seperti diketahui, Gojek memiliki ratusan ribu sopir (driver) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Di samping itu, ada mitra yang terkoneksi dalam layanan Gojek dengan jumlah yang juga tidak sedikit.
“Ini juga bisa memungkinkan memonitoring bagaimana pemerintah bisa dukung mereka seperti katakankah usaha rakyat, kredit usaha rakyat, kredit mikro, dengan kewajiban mereka untuk membayar pajak yang selama ini kan Rp 4,8 miliar menggunakan pajak final 1%,” kata Sri Mulyani (08/11). (It/Ram)