Eramuslim – Pemerintah Arab Saudi menuntut Kanada menyampaikan permintaan maaf karena menyerukan pembebasan terhadap para Aktivis Hak Perempuan Saudi.
Selain itu, Riyadh juga tidak terima dengan ejekan Pemerintah Kanada yang menyebut Kerajaan Arab sebagai ‘Republik Pisang’.
Permintaan maaf itu harus dilakukan jika Kanada ingin menyelesaikan perselisihan diplomatik yang sedang berlangsung saat ini dengan negara kaya minyak tersebut.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Jumat (28/9), Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengultimatum pemerintah Kanada untuk tidak mempermainkan negaranya.
“Kami tidak ingin menjadi ‘sepakbola politik’ dalam politik domestik Kanada, cari bola lain saja untuk bisa dimainkan,” kata al-Jubeir, saat menghadiri acara Dewan Hubungan Luar Negeri di New York, Amerika Serikat, pada Rabu (26/09) malam.
“Sangat mudah untuk memperbaikinya, minta maaf dan katakan kalau anda telah membuat kesalahan,” tegas al-Jubeir.
Sementara itu pada Agustus lalu, Arab Saudi telah membekukan perdagangan barunya dengan Kanada.
Negara penghasil minyak tersebut telah memblokir impor gandum dan mengusir Duta Besar Kanada.
Bahkan Saudi juga telah memerintahkan semua mahasiswanya yang berkuliah di Kanada untuk pulang, setelah Kanada menyerukan pembebasan Aktivis yang ditahan karena mendesak lebih banyak hak bagi perempuan di Arab Saudi.
Menanggapi sikap Arab Saudi, Menlu Kanada Chrystia Freeland mengatakan pada awal pekan ini bahwa dirinya berharap bisa bertemu dengan al-Jubeir di sela pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), di New York.