Sebanyak 2.500 relawan Gerakan Pemuda Kabah (GPK) siap dikirim ke Iran.
“GPK punya alasan sendiri, kita tidak ingin hubungan baik antara Indonesia dengan Iran serta Timur Tengah dikorbankan dan dikalahkan oleh kepentingan para elite yang dekat dengan Amerika, " ujar Ketua Umum GPK Syahrial Agamas di Jakarta, Rabu (11/4).
Dijelaskannya, sukarelawan GPK itu akan diberangkatkan ke Iran, kalau negara penghasil minyak itu diserbu oleh musuh bebuyutannya, Amerika Serikat dan sekutunya.
Menurutnya, dikhawatirkan Indonesia akan menghadapi masalah sama jika kita mau mengembangkan uranium untuk kepentingan damai seperti yang dialami Iran.
"Mestinya posisi Indonesia sebagai kekuatan non-blok di Dewan Keamanan, berperan mencari solusi antara faktor kepentingan AS dan negara berkembang. Bukan sekedar mengikuti kemauan AS atau pemilik hak veto, " kata Syahrial.
Sungguh sangat ironis sikap PPP sebagai Partai Kabah menentang pengayaan uranium Iran yang juga negara Islam. Sementara, Israel serta India dibiarkan.
Dampaknya, katanya, setelah keluarnya resolusi 1747 hubungan Indonesia dengan Negara Islam, Iran dan Timur Tengah berada di titik terendah, sebagai akibat konsekuensi putusan pemerintah kita yang tidak konsisten dengan sikap semula yang mendukung pengayaan uranium Iran untuk damai dan energi non-perang.
Syahrial menambahkan, bentuk dukungan GPK yang konkret dalam waktu dekat adalah demo besar-besaran guna mendukung Interpelasi yang diajukan oleh anggota DPR.
“Tujuan demo untuk memberikan dukungan moral dan politik kepada parlemen agar mendukung interplasi dan menolak resolusi 1747 yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB, ” tegas Syahrial. (dina)