Riba memang sangat tegas pelarangannya dalam Al-Quran, bahkan Allah SWT sangat keras mengibaratkan riba itu seperti perzinahan, mengapa demikian? Anggota Dewan Pengawas Perbankan Syariah H. Mohammad Hidayat menjelaskan, sebagaimana surat Al-Isra’ ayat 32, yang terjemahan bebasnya bawasannya Allah melarang umatnya untuk mendekati zina, karena merusak dan kejahatan yang jalannya begitu cepat.
"Jika dilihat secara dari sisi kerusakannya yang begitu cepat dan berpengaruh besar dalam waktu yang relatif. Kalau diamati secara ekonomi, seperti apa yang kita alami sekarang ini, krisis yang
kelima dalam dekade 40 tahun terakhir yang dihasilkan oleh sistem ekonomi kapitalisme," katanya dalam Seminar Nasional dan Halal Bihalal Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES), di Gedung Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Rabu (22/10).
Menurutnya, krisis dunia yang terjadi saat ini dihasilkan oleh transaksi ribawi, dan menimpa bukan hanya pada negara yang dibangun oleh sistem ribawi saja, akan tetapi kerusakan yang dihasilkan dahsyatnya luar biasa dan begitu cepat.
"Bukan hanya terjadi dipusatnya di AS, tapi merambat ke semua negeri bahkan yang tidak bersalah, yang tidak menjadikan sistem riba sebagai sistem di negerinya pun terkena. Bank syariah pun terkena efeknya," jelasnya.
Bahkan, lanjutnya, yang lebih celakanya lagi negara yang mempraktekan sistem ekonomi ribawi ini tidak akan bisa membangun stabilitas ekonomi, karena selalu dalam keadaan yang tidak menentu.
Ia pun mensitir, surat Al-Baqarah ayat 275 yang secara tegas mengatakan masyarakat/negeri yang mempraktekan sistem riba, tidak akan bisa tegak berdiri, kecuali mereka berdiri seperti orang gila yang kemasukkan setan.
"Bisa dibayangkan orang gila yang kemasukan setan, pasti kalau jalan tidak akan bisa lurus, tidak karu-karuan atau kacau. Seperti saat ini, inflasi tidak karu-karuan, nilai tukar naik turun, itulah sistem riba yang dikatakan Allah dalam Al-Quran," ungkapnya.
Dampak penerapan sistem ribawi itu, ditambahkan Hidayat, sudah mulai tampak dari jumlah orang miskin, yang disinyalir sudah mencapai sekitar 600 juta orang diseluruh dunia, padahal krisis baru terjadi beberapa pekan.
Ia mengatakan, sekiranya riba dan berbagai spekulasi dapat dihindari dalam sistem ekonomi dunia, maka potret ekonomi dunia yang terjadi tidak seperti saat ini. (novel)