Rezim Jokowi Neolib, Anti Nasionalisasi

Jokowi china_FNEramuslim.com – Neolib, tentu berasal dari kata neo dan liberalisme. Neo artinya baru. Sedangkan liberalisme berarti faham kebebasan berekonomi. Jadi, neolib artinya faham ekonomi yang menitikberatkan kebebasan perekonomian, di mana ekonomi diserahkan kepada mekanisme pasar, baik pasar lokal maupun internasional. Dan secara teori, mekanisme pasar tidak ada campur tangan pemerintah.

Ingatkah kita kepada pidato Presiden Jokowi tentang konsep ekonomi kedepannya sewaktu diri Jokowi masih menjadi Capres, yaitu konsep ekonomi kerakyatan dan ekonomi berdikari; mungkin benar perkataan pengamat ekonomi Dawam Rahardjo bahwa semuanya akn berakhir kepada kata RETORIKA semata.

Sekarang kita tengok Pencabutan subsidi BBM dan menyerahkan harga BBM kepada harga pasar minyak dunia; bukankah itu sebuah praktek ekonomi neolib? dan selanjutnya kita lihat bagaimana Jokowi berjanji dan bicara koar koar pengelolaan Blok Mahakam yang akan 100 persen diberikan kepada Pertamina tetapi FAKTAnya justru Pertamina hanya mendapatkan 70 persen dan itupun dibagi kepemilikannya dengan Pemerintah Daerah.

Ibarat sebuah permainan kartu; kini semua kartu telah dibuka dan diketahui aslinya, bahwa Pemerintah saat ini adalah pemerintah paling neolib yang pernah ada di Indonesia; dulu SBY memang sempat dikatakan neolib tapi ‘berkurang’ ketika pemerintahan SBY masih memberikan subsidi nya kepada Rakyat Miskin.

Tapi kini, bahkan UUD pasal 33 seolah dinjak injak oleh pemerintahan Jokowi, semua hajat hidup rakyat dijadikan sumber pemasukan anggaran.

Menyerahkan leher bangsa ini kepada mekanisme harga pasar serta kepada aseng dan asing.

Terakhir adalah implementasi E-Goverment yang ternyata dikerjakan oleh perusahaan asal singapura Singtel; ibarat menyerahkan rahasia akan negeri ini dengan obral ala mafia proyek.

Kita tinggal tunggu saatnya Pertamina dan Telkom di jual dan di akuisisi oleh perusahaan asing.

Masihkah bermimpi tentang nasionalisasi semua sektor? pada pemerintahan Jokowi?

Karena kini semua hanya Mimpi dan retorika basi tentang Ekonomi Indonesia yang mandiri dan berdikari; semua kini tak lebih menjadi bancakan kepentingan aseng dan asing semata dari Freeport, Chevron, Total, hingga hegemoni china.

Nasionalisasi Basi. (rz/fahreenheit)