Rezim Jokowi Bilang Pelemahan Kurs Rupiah Itu Untungkan Pemerintah, Kenapa Tidak Devaluasi Saja Sekalian?

JOKOWI JK DOLAR_0Eramuslim.com – Pada penutupan perdagangan Kamis sore kemarin, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) tiba-tiba menguat. Harga per US$ 1 menjadi Rp 13.947, seperti dikutip dari data perdagangan Reuters. Padahal, pada penutupan perdagangan Rabu kemarin (19/8), harga US$ 1 masih Rp 13.840.

Indonesia akan mengalami krisis? Tentu saja tidak, jika mengacu pada keterangan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro pada 10 Maret 2015 lalu. Justru, menurut dia, pemerintah Indonesia akan diuntungkan dengan anjloknya rupiah.

Setiap pelemahan rupiah Rp 100 per US$ 1, katanya, bisa menyebabkan surplus anggaran negara sebesar Rp 2,3 triliun. “Kita alami surplus Rp 2,3 triliun setiap pelemahan kurs Rp 100 per US$. Tapi, jangan dibilang pemerintah cari untung,” kata Bambang saat jumpa pers di kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta, ketika itu.

Hitungan Bambang begini. Setiap kali rupiah melemah, kata Bambang, penerimaan negara dari minyak dan gas atau pertambangan yang dalam bentuk dolar Amerika Serikat akan naik ketika dikonversikan ke rupiah. Meski ada kenaikan belanja seperti pembayaran utang luar negeri, secara keseluruhan masih surplus. “Melemah Rp 100 dalam kurs kita justru ciptakan tambahan surplus anggaran. Ada selisih tambahan migas, tambang, bagi hasil migas, dan royalti tambang. Dikurangi bunga utang, itu masih surplus,” tuturnya.

Pribuminews menulis: “Kenapa rupiah tidak didevaluasi saja sekalian, seperti halnya yuan? Berani?” (tr)