Reza Indragiri: Jika Anies Jadi Presiden, Ganjar Jadi Ketua DPR, Prabowo Sudah Masa Lalu

eramuslim.com – Kriminolog Reza Indragiri, memberikan analisis mendalam terkait hasil debat ketiga Pilpres 2024 yang menarik perhatian publik.

Dalam pandangannya, Reza mengangkat potensi kepemimpinan Anies Baswedan, melihat bahwa debat tersebut mencerminkan kapasitas Anies sebagai figur yang mampu memimpin Indonesia ke arah yang lebih baik.

Menurut Reza, Anies Baswedan dinilai memiliki sifat kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan jabatan presiden.

Keberanian dan kemampuannya dalam mengelola Jakarta, terutama dalam menghadapi situasi kritis seperti pandemi, memberikan gambaran positif terkait kapabilitasnya sebagai seorang pemimpin.

Dituturkan Reza, pada debat ketiga mengambil posisi sebagai helikopter view. Pembicaraan tentang pertahanan, militer, disebutkan Anies tidak cukup hanya ditinjau dari pertahanan dan militer aksi.

“Tapi coba dia tinjau juga dari perspektif ekonomi, dia berikan juga sentuhan tentang budaya, kuliner, seni, dan seterusnya,” ujar Reza dalam videonya yang beredar di aplikasi X.

Dia pun berharap tidak ada yang sakit hati dengan pernyataannya tersebut, mengingat dia merupakan bagian dari Prabowo pada dua peristiwa Pilpres sebelumnya.

“Kalau Anies Baswedan nanti terpilih menjadi Presiden, saya sungguh-sungguh berharap Ganjar Pranowo menjadi ketua DPR yang sangat kritis,” kata Reza.

Meskipun Ganjar dinilai sebagai sosok yang memiliki keunggulan dalam kepemimpinan, Reza menyarankan bahwa peran Ganjar mungkin lebih sesuai sebagai Ketua DPR atau bahkan Ketua Komisi I yang memiliki pemahaman mendalam terkait isu pertahanan dan militer.

“Apa yang disampaikan, didemonstrasikan oleh Ganja malam ini justru meyakinkan saya dia sangat cocok jadi ketua DPR,” tukasnya.

“Atau paling tidak ketua Komisi I, yang sangat kritis, sangat memahami seluk beluknya masalah pertahanan dan militer,” sambung dia.

Sementara Anies, kata dia, dengan helikopter viewnya, sebagai kepala negara punya kewajiban meninjau satu persoalan dari berbagai macam dimensi.

Untuk Prabowo, Reza juga memberikan penilaian terhadap penampilan Prabowo pada debat ketiga. Dia mengungkapkan, Capres nomor urut 2 itu mengulang kembali apa yang terjadi pada debat pertama.

“Keluarkan kalimat nyinyir omon-omon, pak Anies, pak Anies, yang menurut saya pengulangan dari debat satu. (Sekarang lebih ke Profesor) Sarkastis,” ungkap Reza.

Reza bilang, penggunaan kata Profesor oleh Prabowo kepada Anies bukan sebagai bentuk pengakuan intelektual, melainkan lebih kepada nyinyiran.

“Saya tidak membayangkan kata Profesor itu diucapkan sungguh-sungguh sebagai bentuk pengakuan terhadap intelektual Anies Baswedan tapi lebih kepada ungkapan nyinyir lah,” ucapnya.

Blak-blakan, Reza mengatakan, masa Prabowo sebagai seorang pemimpin negeri sudah berlalu.

“Sudah tiba saatnya pak Prabowo mandek pandito, melupakan isu-isu tentang kepemimpinan nasional. Menjadi presiden tapi memilih berada di pinggir, tetap memikirkan bangsa ini kedepannya,” bebernya.

Dijelaskan Reza, ada sejumlah indikasi yang nantinya akan membuat Prabowo kepayahan seandainya tetap bersikeras menjadi seorang Presiden.

“Terutama terkait dengan apa yang dulu, executive functioning beliau. Kesanggupan, kecakapan untuk mengolah informasi dan membuat keputusan pada level strategis. Pada (debat ketiga) saya teryakinkan ada permasalahan executive functioning Prabowo,” kuncinya. (smber: fajar)

Beri Komentar