Respons Sri Mulyani ke Kasus Soimah yang Didatangi Petugas Pajak dan Debt Collector

eramuslim.com – Perkara yang melibatkan Soimah dan staf pajak yang mengajak debt collector, Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pernyataannya.

Ada kontroversi tentang ketidakbenaran di instansi Kementerian Keuangan terutama dalam bagian perpajakan yang kembali menarik perhatian setelah Soimah menceritakan pengalaman buruknya dalam sebuah acara.

Setelah mendengar pengakuan Soimah, Sri Mulyani segera memberikan tanggapannya melalui akun media sosial pribadinya.

“Saya mendapat video kiriman dari mas @masbutet yang mengadu ke saya mengenai keluhan dan kekesalan Bu @showimah akibat perlakuan ‘aparat pajak’,” ujar Sri Mulyani, dilansir dari Instagram @smindrawati, Senin 10 April 2023.

“Saya meminta tim @ditjenpajakri melakukan penelitian masalah yang dialami Bu Soimah,” lanjutnya.

Selain menjanjikan akan diselidiki lebih lanjut, Sri Mulyani mengapresiasi berbagai macam kritikan yang tertuju terhadap institusi yang ia pimpin.

“Kami akan terus melakukan perbaikan pelayanan. Terima kasih atas masukan dan kritikan yang konstruktif,” katanya.

Sebagai informasi, nama Soimah Pancawati menjadi perbincangan publik setelah tampil di sebuah acara bersama Butet Kartaredjasa. Dalam acara tersebut, Soimah menceritakan bahwa selama ini dirinya diperlakukan seperti penjahat yang ingin melarikan diri.

“Soimah nggak bakal lari kok, bisa dicari, jangan khawatir, bayar pasti bayar, tapi perlakukan lah dengan baik,” sebut Soimah, dilansir dari YouTube @mojokdotco.

“Saya kerja hasil jerih payah, proses panjang, keringat saya sendiri, bukan hasil maling, bukan hasil korupsi,” sambungnya.

Selanjutnya ia wanita multitalenta ini menjelaskan insiden ketika petugas pajak datang sambil membawa debt collector.

“Posisi saya sering di Jakarta, di rumah alamat KTP kan ditempat mertua saya, selalu didatangi, bapak selalu dapat surat, bapak kan kepikiran, enggak ngerti apa-apa,” tuturnya.

“Datang orang pajak ke tempat kakak saya, bawa debt collector, bawa dua, gebrak meja, itu di rumah kakak saya,” tambahnya.

Kemudian pada tahun 2015, Soimah juga mengalami kejadian yang serupa dengan petugas pajak.

“Awal-awal sukses, kalau banyak uang, tugas saya pertama membahagiakan, membantu keluarga, masak bantu keluarga enggak boleh? Dijaluki (dimintai) nota mas,” paparnya.

“Lah masak aku bantu saudara pakai nota, jadi enggak percaya masa bantu saudara segini besarnya, yo sak karepku to (terserah aku dong),” imbuhnya.

“Datang ke rumah, orang pajak buka pagar tanpa kulonuwun (permisi), tiba-tiba di depan pintu yang seakan-akan saya mau melarikan diri,” pungkasnya.

 

(Terkini)

Beri Komentar