Keinginan Indonesia untuk menjadi fasilitator pertemuan antara kelompok-kelompok yang ada di Palestina, dalam rangka mewujudkan perdamaian dan kemerdekaan sejati di Palestina masih ‘jalan di tempat’. Agenda yang sudah direncanakan sejak pertengahan tahun 2007 itu hingga kini masih berupa wacana di atas kertas.
"Rencana masih on the table, masih di atas meja. Mengenai timing dan format masih kami bahas dengan pihak-pihak terkait di Palestina, termasuk dengan Kedubes Palestina di Indonesia, dan semalam ada kontak terakhir dengan Hamas di Syiria akan kami evaluasi lebih lanjut, mengenai kapan pertemuan itu dilaksanakan, "ujar Jubir II Deplu Desra Percaya dalam media briefing, di Kantor Departemen Luar Negeri, Jakarta, Jum’at(4/1).
Menurutnya, pertemuan antara kelompok Hamas, Fattah dan kelompok lain di Palestina yang dapat dilakukan berkelanjutan, ini bertujuan untuk membantu proses rekonsiliasi dalam rangka mencari solusi damai di Palestina.
"Dialog ini tidak hanya melibatkan Hamas dari kontak-kontak kami dengan pihak-pihak yang terkait di Palestina, sudah diperoleh indikasi yang positif bahwa dialog akan melibatkan pihak-pihak terkait di sana, "jelasnya.
Desra meyakinkan, apapun kontribusi yang diberikan oleh bangsa Indonesia sekecil apapun, sepanjang itu bisa membantu proses rekonsiliasi dan pencapaian kemerdekaan Palestina, prospek kedepannya akan cukup baik.
Upaya mendorong proses damai di Palestina terus dilakukan Indonesia dengan berbagai cara, setelah berpartisipasi dalam pertemuan Annapolis yang menimbulkan sikap pesimistis beberapa kalangan, Indonesia juga ikut serta dalam Konferensi Negara-negara Donor untuk Palestina.
Mengenai kelanjutan pembicaraan dalam Konferensi tingkat menteri Asia Afrika, Jubir Deplu I Kristiarto Soerjo Legowo menyatakan, pertemuan yang rencana akan digelar awal tahun 2008 ini masih terus dikonsultasi dengan berbagai kalangan, baik yang menyangkut waktu maupun dengan agenda-agenda yang akan dibahas dalam konferensi itu. (novel)