Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra menilai sidang darurat Organisasi Konferensi Islam di Kuala Lumpur, Malaysia, tidak akan efektif jika tidak mampu menyelesaikan dan menghentikan serangan militer Israel ke Libanon dan Palestina.
"Sidang darurat OKI harus dapat menyelesaikan masalah, ini akan efektif kalau mereka bersatu, bersepakat, kalau sudah bersepakat, kemudian baru mereka bisa melakukan tekanan-tekanan secara terbuka kepada PBB, DK PBB dan Uni Eropa," katanya disela penandatangan nota kesepahaman program kerjasama perpustakaan, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (3/8).
Menurutnya, pelaksanaan sidang darurat OKI di Kuala Lumpur hari ini, merupakan suatu inisiatif yang bagus, meskipun pelaksanaannya terlambat.
Lebih lanjut Ia menegaskan, selama ini keberadaan OKI belum terlalu efektif untuk meyelesaikan konflik di Timur Tengah, sebab di antara anggotanya terutama negera-negara Arab masih terjadi pertentangan.
"Kita tahu negara Arab Saudi dan Mesir malah menyalahkan Hizbullah, saya kira itu tidak tepat, karena bagaimana pun Hizbullah seperti itu dikarenakan melakukan pembelaan atas serangan Israel yang dilakukan bertahun-tahun ke Libanon,"jelasnya.
Mengenai pengiriman pasukan perdamaian di bawah bendera OKI, Azra menyatakan, pengiriman pasukan perdamaian berbendera OKI ke Libanon akan memicu kemarahan dari Israel, sebab selama ini OKI berada dalam posisi netral.
Ia menambahkan, untuk menghentikan agresi Israel seharusnya pasukan perdamaian yang dikirim tetap menggunakan bendera PBB, jika PBB tetap tidak mampu mengatasinya OKI bisa memberikan tekanan-tekanan melalui Uni Eropa.(novel)