Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Komaruddin Hidayat menyatakan, budaya membaca di Indonersia masih lemah. Karena itu, perkembangan intelektualitas juga tak bisa berkembang dengan pesat.
"Budaya membaca kita kurang. Masyarakat kita lebih suka dunia chatting dan budaya speaking. Mulut orang Indonesia ini rasa gatal kalau tidak ngerumpi atau apa, " ujar Komaruddin dalam bedah buku "Monografi Penerbit Buku-buku Islam" di Wisma Syahida, Ciputat, Rabu (28/2).
Rendahnya budaya membaca itu, katanya, tidak hanya dialami oleh kalangan masyarakat umum, tapi juga para eksekutif dan birokrat kita. Ironisnya, hal serupa juga dialami dunia perguruan tinggi. "Kita lebih suka politica cultur daripada academica cultur, " sambung dia.
Menurutnya, ihwal demikian berbeda jauh dengan Malaysia, Australia, Newzeland, atau di negara-negara Eropa. "Orang kalau masuk kampus, ia duduk dan membaca buku. Kalau di kita duduk lalu ngobrol ke mana-mana, " terang Komaruddin.
Untuk menumbuhkan minat baca, saran dia, maka harus dimulai dari keluarga. Setiap orang tua harus berusaha membiaskan belanja buku dan dibacakan kepada anak-anaknya di usia dini atau balita. (dina)