Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir meminta bukti sikap tegas Presiden SBY untuk secepatnya melakukan reshuffle kabinet. Langkah reshuffle diharapkan bisa memperbaki kinerja Kabinet Indonesia Bersatu (KIB).
"SBY harus mereshuffle menteri bidang EKUIN. Soal siapa nama-nama menteri itu, saya tidak etis menyebutkannya," ujar Soetrisno dalam Refleksi Akhir Tahun 2006 PAN di Bebek Bali, Cafe, Jakarta, Kamis (28/12).
Ia mengatakan, dirinya mengakui secara makro ekonomi memang kondisi nasional bagus, pertumbuhan ekonomi 5,6%. Tapi makro ekonomi itu, tidak memberikan manfaat bagi sektor riil yang banyak berkembang di masyarakat. "Sektor riil tidak berjalan sesuai dengan kenyataan di lapangan, banyak industri UKM bangkrut," papar dia
Ditambahkannya, kondisi makro ekonomi tidak signifikan terhadap perbaikan ekonomi rakyat. Bahkan data BPS Agustus 2006 menunjukkan angka kemiskinan bertambah menjadi 40 juta, ditambah lagi dengan pengangguran yang yang mencapai 11 juta orang.
Menurutnya, menteri-menteri yang masuk kategori layak direshuffle itu bukan berarti menteri tersebut bodoh. Tapi mungkin tidak pas tempatnya. Bahkan bukan hanya itu, kader partai yang sudah masuk kabinet harusnya lebih loyal ke presiden, bukan ke partainya lagi. "Kader PAN yang sudah masuk kabinet, itu artinya PAN sudah mewakafkan kadernya. Jadi loyalitas sempit ke partai harus dihilangkan," sambung dia.
Namun demikian, Soetrisno mengaku pihaknya juga tidak keberatan jika Presiden SBY akan mereshufle menteri yang berasal dari PAN. Hanya saja, menurutnya, kinerja menteri yang berasal dari PAN sudah bagus. "Kalua mau dikritik silahkan saja, untuk memperbaiki kinerjanya. Yang jelas, PAN sudah cukup dengan tiga menterinya, Hatta Radjasa, Bambang Sudibyo dan Siti Fadilah Supari," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar mengatakan harus ada reshuffle kabinet yang besar terutama dibidang mikro ekomi, UKM dan bidang infrastruktur.
"Secara umum kabinet Indonesia Bersatu masih ada kelemahan di beberapa sektor, seperti yang saya sebutkan tadi," katanya dalam acara Refleksi Akhir Tahun F-PKB di Hotel Mulia, 28 Desember 2006.
Saat disinggung mengenai kinerja dua kader PKB dikabinet, Saifullah Yusuf (Meneg Pembangunan Daerah Tertinggal) dan Erman Soeparno (Menakertrasn), Muhaimin tak mau mengomentari soal Saifulah Yusuf. "Saya tidak mau mengomentari karena dia sudah tidak di PKB lagi," katanya.
Namun, katanya, "Kalau Pak Erma, so far so good, artinya sampai sekarang belum ada reaksi dari pemerintah SBY. Kalau Erman dianggap sama-sama baik, ya tidak perlu diganti. Memang ada kelemahan, karena dia tidak mampu melakukan koordinasi dengan lembaga lain, ya kita lihat sajalah enam bulan ke depan ada perbaikan atau tidak." (dina)