“Kayak yang buat atap (GOR Manahan) itu ya, itu kan industri, bisa ditunda dulu kalau kesehatan membutuhkan,” terang Ganjar di kantornya, beberapa waktu lalu.
“Di tengah pandemi ini yang namanya proses konstruksi pembangunan tidak boleh berhenti, ya kemarin kita mengajukan itu ya kalau tidak disetujui ya nggak apa-apa,” ujar Gibran kepada wartawan ditemui di Balai Kota Solo, Rabu (7/7).
Namun dengan adanya imbauan dari Ganjar Pranowo agar alokasi oksigen dialihkan ke kebutuhan medis, Gibran pun akan mengikuti arahan tersebut. “Untuk pembangunan, kita ikuti instruksi Pak Gubernur saja. Nanti kita untuk masalah kesehatan,” ucapnya.
Tanggapan PT Samator Gas Industri
Terpisah, Area Manager PT Samator Gas Industri Surakarta, Rinaldhy Wuryanto mengaku belum menerima surat permohonan bantuan 400 tabung oksigen untuk proyek GOR Manahan dari Pemkot Solo.
“Belum ada laporan sama sekali, kalau ada surat masuk pasti saya diinformasi. Saya belum dapat informasi (permintaan) 400 botol (tabung) itu seperti apa teknisnya, terus PO (purchase order) juga belum ada,” kata Rinaldhy Wuryanto saat dihubungi Rabu (7/7).
Meski begitu, Rinaldhy menyebut pihaknya masih fokus untuk memenuhi permintaan kebutuhan oksigen untuk medis. Dia pun tak mempersoalkan adanya permintaan oksigen industri dari Pemkos Solo tersebut.
“Saat ini kita lagi fokus untuk medis, medis saja kita masih kurang. Tapi kalau ada permintaan khusus dari Pemkot (Solo), ya ndak apa-apa, ada (surat) tertulis malah lebih bagus nanti saya sampaikan ke pusat,” ungkapnya.
Keputusan dikabulkan atau tidaknya permintaan Pemkot Solo itu, kata dia, menjadi wewenang pusat. Sebab, hal ini terkait dengan banyaknya permintaan tabung oksigen untuk keperluan proyek GOR Manahan Solo itu.
“Artinya saya boleh memproduksi (oksigen untuk) industri tidak, itu keputusan nanti di pusat. Karena ini jumlahnya besar, kalau jumlahnya cuma satu, dua atau 10 mungkin saya bisa selipkan. Ini 400 botol (tabung) berarti kan cukup besar juga,” terang Rinaldhy.(detik)