Dari pengakuan tetangga, meski hidup miskin Tumirah dikenal tidak mau merepotkan orang lain. Dia tidak pernah meminta-minta. “Agak pikun karena usia. Tapi walau miskin, tidak pernah meminta makan ke orang lain. Dia memilih bekerja,” tandas Yasir.
Suami Tumirah, Ali, mengaku jenazah istrinya dimakamkan malam hari setelah ditemukan. Keluarga menolak jenazah divisum karena menganggap kematian perempuan itu sudah takdir. “Sudah kita makamkan tadi malam. Keluarga pasrah dan menerimanya sebagai takdir,” ucap Ali dengan nada lirih.
Di Twitter, berita nenek meninggal karena lapar ini jadi perbincangan. Akun @jiazseeh sedih. “Ya Allah. Negbiarin tetangga tidur kelaparan saja tetangga sudah pada dosa. Apalagi ini sampai meninggal. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kamu yang membiarkan ini terjadi,” kicaunya disambut @ RakimSastraneg3. “Waduh. Sangat sedih dan miris, masih ada kemiskinan di negeri ini,” cuitnya. Akun @si_ kuris menyalahkan para tetangga dan perangkat desa. “Itu rumahnya jauh dari tetanggakah? Hello Pak Rt/ RW, Kades?” kicaunya dijawab @ Ozost_Man. “Innalillahi. Makanya jadi pemimpin itu tanggung jawabnya besar. Semoga husnul khotimah. Dan para pemimpin diampuni kehilafannya dan segera berbuat untuk masyarakat.”
Akun @_anggarkris bertanya. “Trus kalau udah kayak gini, siapa yang berani ngaku paling bersalah?” cuitnya. Disambut @hery_youngs. “Kita ini bangsa apa, kok masih ada yang mati kelaparan,” kicau dia “Dana desa naik, tapi ada yang mati kelaparan. Bagaimana Pak Presiden? Bagaimana bu Menteri Sosial. Bagaimana Bu?,” kicau @wrahadi. Akun @psukmah_ mengingatkan netizen. “Mati kelaparan di bumi tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Masihkah kau sisakan makanan di piringmu untuk dibuang? Bersyukur secara sederhana kala kau habiskan makanan di piringmu?,” kicaunya.(kl/rmol)