Ia mengaku selalu kagum terhadap kedua orang tuanya yang selalu memberi semangat dan mendukungnya agar bisa menggapai cita-cita. Selama kuliah, Raeni kerap menjadi ledekan teman karena ia adalah anak tukang becak, namun kedua orang tuanya selalu menanamkan rasa percaya diri. Hingga saat ia wisuda S-1, ia diantar oleh ayahnya dengan becak.
“Banyak orang yang tanya ‘kenapa kok kuliah?’ ‘Kenapa enggak langsung kerja aja ringanin beban orang tua?’ Sempat sedih, tapi menurut saya justru pendidikan itu investasi, dengan pendidikan kita bisa mendapat pekerjaan lebih baik dan bisa memperbaiki hidup,” kata Raeni.
Tak hanya berprestasi, penerima Bidikmisi S-1 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang ini juga menulis buku berjudul “Mengayuh Asa Menggapai Mimpi” yang menceritakan kisahnya sejak kecil hingga ia bisa seperti sekarang.
Saat ini, Raeni bahkan sudah mampu memberangkatkan orang tuanya umroh, Raeni juga mengungkapkan ia ingin menjadi professor agar bisa memberi dampak lebih luas dan ingin mengabdikan diri untuk Indonesia agar bisa memberi manfaat lebih banyak.
“Pada dasarnya keterbatasan ekonomi bukan jadi penghalang untuk menggapai pendidikan tinggi dan pendidikan bisa membantu kita. Saya ingin mengabdi pada negeri karena beasiswa saya juga dari negara dan saya ingin bisa menebarkan ilmu bermanfaat kepada semua anak bangsa,” tutur Raeni.
Raeni juga memberi pesan kepada seluruh pemuda di Indonesia untuk selalu berdoa dan berusaha sebaik mungkin agar bisa berjuang bersama untuk ibu pertiwi.
Foto-fotonya di Instagram @raeni_raeni pun selalu banjir pujian. Banyak kata motivasi yang keluar dari akunnya. []