Sepanjang tahun 2006 sampai awal tahun 2007 dan memasuki tahun 1428 Hijriah berbagai musibah dan bencana alam menimpa Indonesia silih berganti.
Cendikiawan Muslim Quraish Shihab meminta agar seluruh masyarakat tidak menuduh satu kelompok atau orang tertentu memiliki ‘tangan panas’, sehingga berbagai musibah dan bencana alam terjadi di Indonesia, karena bisa saja hal itu terjadi karena memang kesalahan manusia ataupun ada hikmah di balik berbagai cobaan yang diberikan Allah kepada umatnya.
"Jangan cepat-cepat menuduh satu kelompok atau individu tertentu bertangan panas, karena harus diakui musibah itu datang sebagai akibat perbuatan manusia yang salah, dan juga ada rencana lain Allah untuk menyeimbangkan alam, " jelasnya dalam Muhasabah Muharram 1428H bertema "Menyikapi Bencana dan Musibah dalam Perspektif Al-Quran dan Assunnah", di Sekretariat Majelis Ulama Indonesia, Jakarta, Selasa (13/2).
Ia menyatakan, dalam Al-Quran hal-hal yang dianggap manusia tidak menyenangkan itu dibagi dalam beberapa istilah antara lain, musibah, bala, fitnah, dan azab. Dan istilah itu memiliki makna yang berbeda, di mana Al-Quran memaknai kata musibah itu adalah sesuatu yang terjadi atas izin Allah, sebagai akibat kesalahan manusia, sedangkan bala datang dari Allah dan tidak ada campur tangan manusia didalamnya, bisa bersifat baik dan buruk.
Lebih lanjut Quraish menegaskan, melihat pengertian kata musibah, sudah sangat jelas apabila manusia ditimpakan musibah maka wajib bagi manusia melakukan introspeksi diri (muhasabah).
Senada dengan Quraish Shihab, Ketua MUI KH. Ma’ruf Amin menilai musibah yang terjadi berturut-turut ini disebabkan oleh kerusakan dimuka bumi, baik kerusakan akhlak karena berbagai perbuatan maksiat maupun kerusakan lingkungan, namun hal ini tidak disadari oleh manusia itu sendiri.
"Keseimbangan lingkungan sudah tidak ada, tapi repotnya orang yang melakukan pengrusakan tidak merasa, ya jadi seperti ini, "cetusnya.
Karena itu ia menghimbau, agar semua pihak khusus umat Islam melakukan gerakan perbaikan baik perbaikan lingkungan, dan perbaikan akhlaq, jika hal itu menemui hambatan maka kembali meminta dan memohon ampun pada Allah.(novel)