Oleh: Martimus Amin
Ketua QOMAT (Qomando Masyarakat Tertindas)
AKSI damai 4 November yang diikuti kurang lebih dua juta umat muslim yang menuntut sikap tegas pemerintah untuk bersikap tegas dan tidak melindungi pelaku penista agama, rupanya tidak ada maksud baik pemerintah menuntaskan masalah.
Tidak ada keinginan sama sekali Presiden Jokowi menegakkan supremasi hukum dan aspirasi rakyat. Malah tindakan semakin brutal dan semakin membabi buta dengan mencoba mengalihkan isu dengan menuding bahwa ada aktor politik yang menunggangi aksi damai umat Islam.
Tidak hanya itu, keparanoidan ditunjukkan Jokowi juga dengan melakukan konsolidasi dengan petinggi militer dan Kepolisian RI di markasnya masing-masing seolah negara dikesankan dalam keadaan darurat. Padahal aksi damai umat Islam tuntutan hanya meminta pemerintah menegakkan hukum dan mengadili Ahok.
Ada apa Presiden Jokowi begitu paranoid menyikapi tuntutan umat Islam. Bahkan pengurus PB HMI dini hari dijemput paksa aparat kepolisian bagai adegan film Gestapo.
Patut diduga Jokowi sedang memainkan jurus merebus kodok dan pengalihan isu. Pertama, untuk mengalihkan persoalan atas timbulnya korban jiwa dan ratusan terluka, akibat serangan fisik dan bombardir gas air mata yang berjenis sangat berbahaya yang dilakukan aparat kepolisian pada malam aksi damai umat Islam 4 November.
Kedua, pengalihan konsentrasi publik melakukan pengawasan gelar perkara oleh penyidiik Polri, yang diduga banyak pihak berujung untuk membebaskan Ahok dari segala tuduhan.
Ketiga, pembelaan Presiden Jokowi kepada Ahok bukan sekedar untuk menyelamatkan nasib sohibnya, tetapi lebih dari pengamanan atas ketakutan dibongkar kartu mati ‘doi’ yang dipegang oleh Ahok.
Keempat, adanya kepentingan jauh lebih besar yakni fee ratusan triliun rupiah dan suksesnya pelaksanaan mega proyek para kartel yang selama ini telah menguras dan merusak sumber daya alam Indonesia.
Untuk mencapai pengamanan diri dan sindikatnya, Jokowi pun memainkan jurus merebus kodok di panci, lawan-lawannya di kabinet sedang ia matikan secara perlahan-lahan.(ts/rmol)