Eramuslim – Banyaknya konflik dan perpecahan di internal umat Islam, menurut Direktur Pengkajian Kebijakan Strategis Pusat HAM Islam Indonesia (PUSHAMI), Jaka Setiawan tidak melulu terjadi secara alami, ada fakta lain yang sengaja mendesain agar kaum Muslimin terus berkonflik.
Ini termasuk strategi pecah belah dengan penggunaan istilah Islam moderat, fundamentalis, dan modernis yang dimunculkan oleh lembaga kajian strategis atau Think Tank asal Amerika Serikat, Rand Corporation.
“Umat Islam harus waspada dengan strategi pecah belah menggunakan istilah Islam moderat,”kata Jaka kepada voa-islam , Jakarta, Kamis (30/11)
Jaka memandang istilah moderat digunakan untuk memecah belah umat Islam oleh Rand dengan programnya bernama Building Moderate Muslim Network.
Jaka berpendapat kelompok moderat ini yang dijadikan mitra AS, mereka menginginkan dunia Islam menjadi bagian modernitas global. Mereka ingin mengkotak-kotakkan Islam.
“Namun sekarang istilah Islam Moderat ala Rand sudah bertransformasi jadi semacam model Islam Nusantara yang paling aktual,” ungkap Pengamat Intelijen Independen.
Jaka menganggap istilah-istilah yang dimunculkan Rand hanya mengkotak-kotakkan Islam dan sudah tidak relevan dengan zaman sekarang. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar umat jangan mau dipecah belah.
“Kalau sudah terkotak-kotak akan terjadi polarisasi di masyarakat dan mengancam persatuan bangsa,” jelasnya.
Menurutnya lagi, wacana Islam moderat seperti dalam konsep Rand Coorporation, justru akan menimbulkan adu domba terhadap umat Islam. “Justru, bukan harmonisasi yang muncul,”pungkasnya. (Voa-i/Ram)