Eramuslim.com – Puluhan sampai ratusan ribu buruh pribumi se-Jabodetabek akan turun ke jalan pada 1 September 2015 sebagai aksi untuk menekan rezim Jokowi-JK, dan menolak rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. Aksi serupa juga akan dilakukan serentak di 20 provinsi.
“Aksi akan dilakukan 1 September dengan titik kumpul Bundaran Hotel Indonesia pukul 10.00, untuk long march ke Istana Presiden, dilanjutkan Kementerian Kesehatan,” ungkap Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, Jumat (28/8).
Selain itu, mereka juga akan menuntut diturunkannya harga barang dan bahan bakar minyak (BBM), menolak masuknya pekerja asing yang tidak bisa berbahasa Indonesia, dan menuntut naiknya upah minimal 22% pada 2016 untuk menjaga daya beli serta komponen hidup layak 84 item. Pemerintah juga, kata Iqbal, perlu merevisi peraturan pemerintah tentang jaminan pensiun.
“Yaitu manfaat pensiun buruh sama dengan pegawai negeri sipil, bukan Rp 300 ribu per bulan setelah 15 tahun,” ujar Iqbal.
Iqbal juga mendesak pemerintah untuk memperbaiki Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, khususnya dengan menghapus sistem INA CBGs dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 57 Tahun 2011 yang membuat tarif murah. Dia juga meminta pemerintah membubarkan pengadilan hubungan industrial (PHI) dengan merevisi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004.
Tak lupa, para buruh itu juga menuntut dipenjarakannya Presiden Direktur PT Mandom Bekasi, yang mengakibatkan 27 buruh meninggal.
“Juga copot Menteri Ketenagakerjaan yang tidak berbuat apa pun, selain cari muka dan kerja tidak jelas!,” kata Iqbal. (rd)