Publikasi Isu Penculikan Presiden-Wapres Diprotes Kalangan Komisi I

Pernyataan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar tentang rencana penculikan terhadap Presiden SBY dan Wapres Jusuf Kalla disesalkan banyak kalangan. Kalau BIN mengetahui rencana tersebut, seharusnya tidak perlu diumumkan ke publik.

Pasalnya, penjelasan Syamsir yang sepotong-sepotong itu justru menimbulkan ketegangan baru di masyarakat, karena alur jejaknya tak jelas dan datanya pun tidak lengkap. Image yang timbul, Indonesia makin tidak aman dan investor pun kabur.

Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Golkar Marzuki Darusman mengingatkan, seharusnya penjelasan BIN tidak setengah-setengah, sebutkan saja kelompok mana yang mau menculik presiden dan wapres itu, dari luar atau dari dalam. Kalau penjelasannya tidak utuh, kesannya jadi sekedar alat untuk mengalihkan perhatian atau untuk rame-ramean saja.

‘’Akibat dari penjelasan yang setengah-setengah itu, rakyat jadi takut ketemu presiden dan wapres. Ini sama saja dengan memecah hubungan rakyat dengan presidennya. Tapi kalau penjelasannya lengkap, malah bisa menjadi ajakan nasional untuk memerangi kelompok teroris,’’ kata Marzuki kepada pers, di Jakarta, Selasa (27/12)

Menurutnya, penjelasan Syamsir justru membangun image negatif terhadap bangsa di mata dunia luar, karena mengesankan negeri kita makin tidak aman. Sebagai dampaknya, investor dari luar tak ada yang mau menanam modalnya di Indonesia.

‘’Kita heran juga, kenapa masalah yang serius ini dilempar ke publik? Dan ingat, tugas aparat itu melindungi presiden dan wapres setiap saat dan ancamannya bukan dari kelompok teroris saja,’’ sambung mantan Jaksa Agung era Gus Dur itu.

Sementara  bekas pengacara BIN Muchyar Yara mengatakan, pola terorisme di Indonesia tidak terlatih dalam aksi culik-menculik. Menurutnya, pola penculikan biasa dilakukan di daerah-daerah yang bergejolak, daerah tak bertuan dan tidak terkontrol, contohnya di Irak. Sedangkan di Indonesia, semuanya serba dalam kontrol aparat keamanan sehingga aksi penculikan kecil kemungkinannya terjadi, apalagi kalau sasarannya presiden dan wapres yang selalu mendapat pengawalan ketat. .

‘’Kita justru khawatir, jangan-jangan pengumuman ke publik ini untuk cari sensasi atau mengetes popularitas presiden dan wapres. Maksudnya apakah masyarakat masih punya kepedulian pada SBY-JK karena masyarakat melihat langsung kesalahan presiden saat menyebut gelar kesarjaan seorang menteri yang diangkatnya,’’ papar dia.

Anggota Komisi I DPR Effendy Choirie mengatakan, ancaman penculikan itu mestinya dirahasiakan saja. Cukup pejabat negara yang bakal jadi sasaran saja yang diberitahu agar berhati-hati, kalau dipublikasikan seperti itu masyarakat akan ikut panik.  (dina)