Eramuslim.com – Indonesia sekarang ini adalah negara miskin. Utang menumpuk. PHK massal menimpa jutaan pekerja pribumi. Harga-harga kebutuhan pokok meroket hingga sulit bagi rakyat untuk membelinya. Kesenjangan antara si kaya dan si miskin sangat lebar. Banyak gedung sekolah nyaris ambruk yang masih dipakai. Banyak jembatan penyeberangan yang setiap hari dilalui anak-anak negeri ini nyaris roboh. Banyak jalanan rusak hingga tiap hari menelan korban nyawa orang-orang yang melaluinya. Dan betapa kurang ajarnya, ketika para pejabat negeri ini foya-foya menghabiskan anggaran negara yang notabene diambil dari uang rakyat, demi kenyamanan dan menambah gendut kantong pribadi dan kelompoknya sendiri.
Betapa kurang ajarnya anggota DPR yang di tengah kondisi memprihatinkan sekarang malah melakukan “tender” kasur senilai Rp.12 Miliar! Anggota DPR digaji besar, dengan banyak fasilitas mewah, bahkan boleh dikata untuk buang air kecil pun itu dibayar oleh rakyat, dan untuk apa uang rakyat Rp.12 Miliar dibelikan kasur? Jutaan rakyat tidur hanya beralaskan tikar, dan anggota DPR harus merasakan kepedihan itu. Itu kalau benar mereka sebagai wakil rakyat!
Itu baru satu contoh dari jutaan contoh yang ada. Dan sekarang, Menko Puan Maharani yang “diberi jabatan menteri koordinasi untuk hal-hal revolusi mental” (absurd sekali ini), malah menggunakan uang rakyat sebesar Rp.97,8 Miliar hanya buat jasa sosialisasi gerakan nasional revolusi mental. Ini hewan apa bentuknya? Jangankan rakyat yang di pelosok, rakyat yang di ibukota Jakarta saja tidak paham apa itu revolusi mental. Karena kenyataan yang ada, kemiskinan bertambah banyak selama setahun Jokowi memimpin, utang bertambah besar, dan kinerja rezim penguasa ini amburadul sehancur-hancurnya.
Betapa kurang ajar menggunakan uang rakyat ratusan miliar rupiah hanya untuk hal-hal yang absurd, dan betapa besarnya yang bisa dikorup? Maaf ,ini bukan rahasia umum lagi.
Andai Puan cerdas, tentu dalam bekerja mensosialisasikan Revolusi mental, dia akan menggunakan uang itu untuk memperbaiki gedung-gedung sekolah, jembatan yang rusak, membangun gedung-gedung perpustakaan, dan sebagainya yang semuanya sangat bisa menjadikan anak-anak Indonesia mentalnya meningkat baik. Bukan cuma iklan yang amat sangat pencitraan. Uang sebesar itu bukan uang milik nenek moyang kalian! Itu uang rakyat yang harus kalian jalankan dengan penuh amanah! (rd)