.jpg?w=1140&ssl=1)
Bertambahnya jumlah lembaga amil zakat (LAZ) seiring dengan peningkatan kesadaran berzakat umat Islam, telah mempengaruhi penjaringan dana zakat secara nasional hingga menembus angka satu trilyun rupiah. Hal itu berarti menunjukkan adanya peningkatan sekitar 20 persen dibandingkan penjaringan tahun lalu 800 miliar rupiah.
"Sepanjang tahun ini, saya kira dana zakat yang terjaring bisa menembus angka 1 triliun rupiah, "kata Ketua Umum Forum Zakat (FOZ) Hamy Wahjunianto.
Dari total proyeksi 1 triliun rupiah, menurutnya, minimal sekitar 25 persen akan dijaring sepanjang bulan Ramadhan tahun ini. Hal itu didasarkan pada porsi rata-rata penjaringan zakat Ramadhan dalam beberapa tahun terakhir.
"Jadi biasanya 25 persen dari dana zakat terjaring setahun dihimpun selama Ramadhan. Dengan demikian, tahun ini mungkin sepanjang Ramadhan bisa sekitar 250 miliar rupiah kalau disimplifikasi, " katanya.
Hamy menjelaskan, dua faktor yang menjadi pendorong peningkatan proyeksi penjaringan dana zakat tahun ini. Antara lain, pertama adalah bertambahnya jumlah LAZ yang beroperasi menjaring dana zakat di berbagai wilayah Indonesia. Misalnya saja, FOZ yang tahun lalu hanya berjumlah 34 LAZ nasional dengan penjaringan cukup besar, akan tetapi kini telah beranggotakan 39 LAZ.
Dan faktor kedua, menurut Hamy, adalah meningkatnya kesadaran berzakat masyarakat. Hal ini tidak terlepas dengan terus bertambahnya LAZ dan optimalisasi program sosialisasi dan promosi sadar zakat.
Untuk mendukung penjaringan dana zakat tahun ini, FOZ melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah menyediakan jasa pelatihan penjaringan dana bagi berbagai LAZ atau badan amil zakat daerah. Sehingga penjaringan dana zakat di berbagai daerah bisa berjalan lebih optimal, di samping sosialisasi kepada masyarakat mengeani kegiatan sadar zakat.
"Baru-baru ini pak Didin (Ketua Umum Baznas) datang ke Pulau Natuna dan Batam untuk memberikan pelatihan ini. Lalu, saya sendiri ke Batam dan sebelumnya ke Solo, " ujarnya. (novel/dpg)
