Eramuslim.com – Inisiatif menteri BUMN Rini Soemarno membangun Proyek kereta api (KA) cepat Jakarta-Bandung banyak kejanggalan, bukan hanya di rundung isu sogok, tapi juga terkesan Rini melampaui tupoksi yang seharusnya berada di Kementerian Perhubungan.
Analis kebijakan publik Abdulrachim Kresno juga mengatakan proyek sepanjang 143 Km sangat tidak efisien dibandingkan dengan proyek kereta cepat di beberapa negara lainnya.
“Bila dibandingkan dengan biaya KA Cepat Teheran-Isfahan di Iran, sepanjang 410 km, investasinya hanya USD 2,73 Milyar, biaya KA Cepat Jakarta-Bandung dua kali lipatnya yaitu USD 5,5 Milyar. Jadi jaraknya hanya 35 persen nya tetapi biayanya 200 persen-nya. Walaupun Rini Soemarno beralasan KA Jakarta-Bandung banyak terowongan dan jembatan, selisih harga yang berkali-kali lipat itu, tidak masuk akal,” kata Abdurachim secara tertulis, Sabtu (9/12).
“Pada bulan Juli 2017, tersiar berita bahwa menurut Basuki Menteri PUPR, biaya KA Cepat Jakarta-Bandung membengkak 10 triliun akibat jalurnya yang rawan dari sudut geologi teknik, topologi dan morfologi. Tersiar berita pula bahwa Presiden Jokowi meminta agar saham BUMN dalam proyek ini diturunkan dari 60% menjadi hanya 10-20 persen dengan alasan untuk memperkecil resiko,” ujar dia.
Dengan begitu tegas Abdurachim, sangat jelas KA cepat Jakarta-Bandung sangat merugikan posisi Indonesia. Bukan hanya soal keuntungan yang didapat oleh Indonesia akan menjadi kecil, tetapi juga kewenangan untuk mengatur proyek ini akan sepenuhnya berada dipihak Cina.
Misalnya, papar Abdurachim; pekerjaan konstruksi yang mestinya bisa dikerjakan tenaga kerja nasional, justru dialihkan ke pihak Cina atau pihak Indonesia hanya akan menjadi subkontraktor saja padahal proyek ini proyek yang ada di Indonesia.
“Demikian juga dalam penentuan supplier-supplier material yang akan dipakai. Misalnya; beji beton, kerangka baja, mur baut, alumunium, kaca, mungkin semen, dll. Atau tenaga kerja dari ahli sampai mandor, tukang, dll; Berkemungkinan didatang dari Cina,” pungkas dia.(jk/akt)