Eramuslim.com – Kekatro’an rezim inidalam meredam penyebaran propaganda perpecahan NKRI, serta ketidakmampuan mengelola ekonomi nasional dinilai telah memicu munculnya semangat baru di kalangan kelompok-kelompok separatis. Selain kampanye Papua Merdeka yang semakin gencar, materi propaganda kampanye Republik Maluku Selatan akhir-akhir ini juga semakin banyak beredar di media sosial.
Perkembangan mengkhawatirkan ini disikapi secara serius oleh pengamat politik NCID Jajat Nurjaman. Menurut Jajat, jika Jokowi tidak mampu meredam atau membiarkan penyebaran propaganda separatis, bukan tidak mungkin keutuhan NKRI akan terancam.
“Coba lihat materi yang ada di YouTube. Lihat. Saya khawatir bisa ada banyak pemuda-pemuda Papua dan Maluku yang tidak paham Pancasila dan Merah Putih membelot untuk mendukung kemerdekaan wilayahnya. Apalagi sekarang ekonomi semakin susah. Karena Jokowi, hidup di Jawa saja semakin sulit, bagaimana di Papua dan Maluku?” ujar Jajat.
Sebelumnya, telah terbit di YouTube video dengan judul “Pesan video dari bapak Hasan Lesteluhu”. Video yang diunggah akun RMS TV pada 13 Juli 2015 ini memiliki keterangan sebagai berikut: Bapa Hasan Lesteluhu (92) adalah seorang patriot Maluku. Ia berjuang selama 13 tahun dengan setia di pedalaman Nusa Ina untuk kemerdekaan Maluku, bersama dengan presiden RMS Mr. Dr. Chris Soumokil dan pejuang-pejuang RMS yang lain (1950-1963). Sejak ia dibebaskan kembali maka Bapa Lesteluhu berdiam di pulau Ambon hingga saat ini, dan selama ini ia tetap setia kepada cita-citanya: Satu Republik Maluku Selatan yang merdeka dan berdaulat!
Selain video Hasan Lesteluhu, pada tanggal 26 April 2015 di akun YouTube jjcepat terbit video “Perayaan 65 Tahun Proklamasi RMS 25 04 2015”. Dalam video ini, terlihat ratusan warga Maluku di Belanda menyanyikan lagu kebangsaan yang bukan Indonesia Raya, dan bendera yang bukan merah putih. Video ini dapat diakses di URLhttps://youtu.be/H_sAyEhO-cE. Selain akun jjcepat dan RMS TV, akun YouTube lain yang menyebarkan materi propaganda separatis adalah “MalukuRMS RMS”.(rz/pribuminews)