Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) membuka peluang pulang lebih cepat bagi jamaah haji (tanazul). Program itu banyak diminati oleh jamaah haji Indonesia.
"Alasan yang dikemukakan para jamaah haji itu lebih banyak terkait dengan masalah pekerjaan, meskipun kenyataan yang sebenarnya mereka sudah rindu keluarga atau tak kerasan berlama-lama di tanah suci, " kata sekretaris Daerah Kerja (Daker) Makkah Arsyad Hidayat, Senin (7/1).
Dalam catatan Daker, ada sekitar 300 orang yang mengajukan tanazul. Sebanyak 50 persen dari jumlah itu adalah jamaah haji yang menderita sakit. Selebihnya karena tuntutan pekerjaan.
Sebetulnya, menurut Arsyad, program tanazul lebih diprioritaskan kepada jamaah haji yang menderita sakit. "Karena sudah selayaknya mereka dipulangkan ke tanah air lebih cepat, "ujarnya
Sedangkan tanazul yang ditujukan karena tuntutan tugas, lanjutnya, dimaksudkan untuk melengkapi bila kursi pesawat yang ke tanah air ada yang kosong. Pihak maskapai penerbangaan Arab Saudi juga mengesahkan tanazul karena tuntutan pekerjaan bila ada surat resmi dari perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja.
Arsyad menjelaskan, program tanazul dapat dilakukan selama ada jamaah haji yang meninggal dunia di tanah suci, sehingga mengakibatkan banyak kursi pesawat kosong.
Jamaah haji yang mengambil tanazul akan diprioritaskan yang berasal dari embarkasi yang sama, walaupun berbeda Kelompok Terbang (Kloter).(novel/mch)