Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden RI, Prof. Boediono mengumumkan secara resmi nama-nama menteri Kabinet Indonesia Bersatu ke-2. Ada tiga puluh nama mencakup 34 menteri dan 3 pejabat negara setingkat menteri. Ketiga puluh tujuh orang tersebut akan dilantik hari ini, Kamis, 23 Oktober 2009, pukul 13.30.
Berikut ini profil singkat para menteri dan pejabat setingkat menteri yang telah resmi diumumkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
1. Marsekal TNI (Pur) Djoko Suyanto
Pria kelahiran Madiun, Jawa Timur, 2 Desember 1950 ini menjabat Panglima TNI dari 13 Februari 2006 sampai 28 Desember 2007. Pada Pilpres 2009, ia dipercaya sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye SBY-Boediono. Sebelum menjabat Panglima TNI, Djoko Suyanto adalah Kepala Staf TNI Angkatan Udara (TNI-AU). Ia merupakan Panglima TNI pertama yang berasal dari kesatuan TNI-AU sepanjang sejarah Indonesia. Dalam Kabinet Indonesia Bersatu II pimpinan SBY-Boediono, Djoko Suyanto menempati posisi Menko Polhukam.
2. Ir. M. Hatta Rajasa
Pria kelahiran Palembang, Sumatra Selatan, 18 Desember 1953 ini menjabat Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) dalam Kabinet Indonesia Bersatu I (KIB). Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan (2004-Mei 2007) dalam kabinet yang sama dan Menteri Riset dan Teknologi dalam Kabinet Gotong Royong (2001-2004).
Pada Pilpres 2009, Hatta juga dipercaya oleh SBY menjadi Ketua Tim Kampanye SBY-Boediono yang akhirnya berhasil memenangkan pasangan itu menjadi Presiden/Wapres 2009-2014. Hatta Radjasa yang juga politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) menempati posisi Menko Perekonomian pada Kabinet Indonesia Bersatu II.
3. Agung Laksono
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar yang lahir di Semarang, Jawa Tengah, 23 Maret 1949 ini adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat periode 2004-2009.
Sebelumnya, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto di Kabinet Pembangunan VII (1998-1999), Agung yang masih menjabat Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 sempat dipercaya menjadi Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga. Agung Laksono menjadi Menko Kesra pada kabinet bentukan SBY periode 2009—2014.
4. Dr. Andi Alfian Mallarangeng
Sebelum menjadi Juru Bicara Kepresidenan, Andi yang lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 14 Maret 1963 itu dikenal sebagai pengamat politik.
Peraih gelar Doctor of Philosophy di bidang ilmu politik dari Northern Illinois University (NIU), Amerika Serikat ini juga menjabat pemimpin redaksi situs internet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Andi yang juga anggota Tim Kampanye SBY-Boediono menempati posisi sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga.
5. Letjen TNI (Purn) Sudi Silalahi
Salah satu orang kepercayaan Presiden SBY yang lahir di Pematangsiantar, Sumatra Utara, 13 Juli 1949 ini adalah Sekretaris Kabinet dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid satu (2004-2009).
Anggota Tim Kampanye SBY-Boediono ini adalah Sekretaris Menko Polkam, saat Yudhoyono sedang menjabat sebagai Menko Polkam di bawah pemerintahan Megawati Soekarnoputri. Sudi Silalahi menggantikan Hatta Rajasa sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) pada kabinet mendatang.
6. Sri Mulyani Indrawati
Sebelum menjabat Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar pada Desember 2005, wanita kelahiran Bandar Lampung, Provinsi Lampung, 26 Agustus 1962 ini dipercaya menjadi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dalam Kabinet Indonesia Bersatu.
Sejak tahun 2008, Sri Mulyani yang sebelumnya merupakan pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) ini merangkap jabatan sebagai Jabatan Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Sri Mulyani pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia pada tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Pada KIB II, Sri Mulyani tetap menempati posisi Menteri Keuangan.
7. Marie Elka Pangestu, Ph.D
Wanita kelahiran Jakarta, 23 Oktober 1955 ini merupakan wanita Tionghoa-Indonesia pertama yang memegang jabatan sebagai menteri di Indonesia sebagai Menteri Perdagangan dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid satu (2004-2009).
Marie Pangestu memperoleh gelar Bachelor dan Master of Economics dari the Australian National University, serta gelar Ph.D (Doktor) dalam bidang Perdagangan Internasional, Keuangan, dan Ekonomi Moneter dari Universitas California, Davis pada tahun 1986.
Sebelum menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Marie Pangestu telah lama aktif dalam berbagai forum perdagangan seperti PECC dan ia adalah salah seorang peneliti ekonomi terpandang di Indonesia. Marie Pangestu kembali menempati posisi sebagai Menteri Perdagangan.
8. Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh
Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, periode 2003-2006, dipercaya menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika pada KIB jilid I menggantikan Sofyan Djalil pada perombakan kabinet tahun 2007.
Pria kelahiran Surabaya, 17 Juni 1959 ini meraih gelar S1 pada Jurusan Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan mengawali karirnya sebagai dosen Teknik Elektro ITS pada tahun 1984.
Ia kemudian mendapat beasiswa menempuh magister di Universite Science et Technique du Languedoc (USTL) Montpellier, Perancis. Ia juga menyelesaikan studi S3 di universitas tersebut. M. Nuh yang dikenal sering memberikan ceramah agama ini menempati posisi Menteri Pendidikan Nasional.
9. Drs. Suryadharma Ali
Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang lahir di Jakarta pada 19 September 1956 itu adalah Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada KIB jilid I.
Suryadharma menyelesaikan pendidikan sarjananya di Institut Agama Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Jakarta, pada tahun 1984. Sebelum menjadi menteri, ia pernah berkarir di PT Hero Supermarket, dan menduduki posisi Deputi Direktur perusahaan ritel tersebut pada 1999. Pada KIB II ini, ia menduduki posisi sebagai Menteri Agama.
10. Jero Wacik
Pria kelahiran Singaraja, Bali, 24 April 1949 ini adalah Menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I (2004-2009).
Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat ini merupakan lulusan sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung tahun 1974 dan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1983. Dalam KIB II, anggota Tim Kampanye SBY-Boediono ini kembali menempati posisi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.
11. Gamawan Fauzi
Pria kelahiran 9 November 1957 adalah Gubernur Sumatra Barat sejak 15 Agustus 2005. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Bupati Kabupaten Solok selama dua periode yakni 1995-2000 dan 2000-2005.
Ia adalah penerima Bung Hatta Award pada 2004 atas keberhasilannya memerangi korupsi pada saat menjadi Bupati Solok. Kini, Gamawan Fauzi menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.
12.Marty Natalegawa
Pria bernama lengkap Dr. Raden Marty Muliana Natalegawa M.Phil. B.Sc. ini merupakan Wakil Tetap RI untuk PBB sejak 5 September 2007.
Marty yang lahir di Bandung, Jawa Barat, 22 Maret 1963, pernah menjadi juru bicara Departemen Luar Negeri Republik Indonesia.
Sebelum mendapat tugas sebagai Wakil Tetap RI di PBB, Marty Natalegawa adalah Duta Besar RI untuk Inggris sejak 11 November 2005 hingga 5 September 2007.
Marty yang mulai bekerja di Deplu pada 1986 meraih gelar doktor dari Australian National University pada tahun 1993. Sedangkan gelar S2-nya diperoleh di London School of Economics, Universitas Cambridge, Inggris.
Pengalaman diplomatiknya terbilang cukup banyak, antara lain pernah menjabat sebagai kepala delegasi negara untuk sejumlah konferensi internasional, interaliansi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Gerakan Non-Blok, konferensi organisasi Islam, dan ASEAN.
Ia pun pernah menjadi delegasi Indonesia untuk Dewan Keamanan PBB dan dialog trilateral di Timor Timur serta Direktur Jenderal untuk Kerjasama ASEAN (2003-2005). Marty menempati posisi sebagai Menteri Luar Negeri menggantikan Nur Hassan Wirajuda.
13. Syarif Hasan
Pria kelahiran Palopo, Sulawesi Selatan, 17 Juni 1949, yang memiliki nama lengkap Syarifuddin Hasan ini adalah Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR periode 2004-2009.
Ia adalah suami dari presenter dan pemain sinetron Inggrid Maria Palupi Kansil atau yang lebih populer dengan Inggrid Kansil, yang sekarang menjadi anggota DPR dari Partai Demokrat periode 2009-2014.
Saat menjadi anggota DPR, Syarif Hasan –yang meraih gelar Magister Business Administration dari California State University ini– pernah menjadi anggota Komisi XI dan Panitia Anggaran dari Fraksi Partai Demokrat. Syarif Hasan menduduki jabatan Menteri Koperasi dan UKM.
14. Tifatul Sembiring
Ia adalah Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) periode 2005-2010. Pria kelahiran Bukittinggi, Sumatra Barat, 28 September 1961 ini disebut-sebut sebagai "anak panah ketiga" PKS setelah Nur Mahmudi Ismail dan Hidayat Nur Wahid.
Sebelum menjadi Presiden PKS, Tifatul yang juga salah satu pendiri Partai Keadilan –yang kemudian berganti nama menjadi PKS– pernah menjadi Kepala Humas PK dan Ketua DPP PKS wilayah Dakwah I Sumatra.
Ia juga pernah bekerja di PT PLN Pusat Pengaturan Beban Jawa, Bali, Madura pada 1982-1989. Dalam kabinet, Tifatul menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika.
15. Dr. Salim Segaf Al Jufrie, M.A.
Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah pada tanggal 17 Juli 1954 ini, dipercaya Presiden SBY menjadi Dubes untuk Kerajaan Arab Saudi dan Kerajaan Oman sejak Desember 2005, menggantikan pendahulunya Muhammad Maftuch Basyuni yang telah menjadi Menteri Agama.
Salim Segaf Al Jufrie pernah menjadi Ketua Dewan Syariah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Direktur Perwakilan WAMY (World Assembly of Muslim Youth) untuk Kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan juga Direktur Syariah Consulting Center.
Ia menyelesaikan pendidikan S1 (1976), S2 (1980) dan S3 (1986) untuk bidang Syariah di Universitas Madinah, Arab Saudi.
Salim adalah cucu dari ulama besar Palu, K.H. Said Idrus Al Jufri atau lebih dikenal dengan nama "Guru Tua Al Jufri" yang juga pendiri Yayasan Al-Khairaat. Dalam kabinet, ia menjabat sebagai Menteri Sosial.
16. Abdul Muhaimin Iskandar
Politisi muda kelahiran Jombang, Jawa Timur, 24 September 1966 adalah Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, ini sejak muda telah terjun di berbagai organisasi, hingga menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Karier politiknya melesat ketika dipilih oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada tahun 1998.
Pria yang akrab disapa Cak Imin ini kemudian menjadi anggota DPR dari PKB dalam dua periode sejak 1999-2004 dan 2004-2009. Ia juga sempat menjabat Wakil Ketua DPR RI periode 2004-2009. Pada pemilu 2009, Cak Imin kembali terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dari daerah pemilihan Jawa Timur I. Di kabinet, ia menempati posisi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
17. Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. H.E.
Pejabat karier di Departemen Pekerjaan Umum (PU) yang menjabat Menteri PU di KIB Jilid I ini lahir di Pengging, Jawa Tengah, 5 Juli 1943.
Djoko Kirmanto menyelesaikan pendidikan sarjananya di Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tahun 1969 dan pasca sarjananya di Land and Water Development, IHE-Delft, Belanda pada tahun 1977. Ia disebut-sebut menteri tertua di KIB jilid II, yang kembali menempati posisinya sebagai Menteri PU.
18. Darwin Zahedy Saleh, S.E., M.BA
Saat ini, Darwin masih menjabat Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan DPP Partai Demokrat.
Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) yang lahir di Riau, 29 Oktober 1960 ini, merupakan staf ahli Dekan Fakultas Ekonomi UI dan sekaligus dosen FE UI. Dalam kabinet, Darwin menempati posisi Menneg ESDM/Kepala Bappenas.
19. M.S. Hidayat
Pria yang memiliki nama lengkap Mohamad Suleman Hidayat ini lahir di Jombang, Jawa Timur, 2 Desember 1944. Ia adalah Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia periode 2004-2008 dan periode 2008-2012.
Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Real Estate Indonesia (1989-1992) dan wakil ketua Federasi Real Estate Asia Pasifik (Asia Pacific Real Estate Federation/APREF). Di kabinet KIB jilid II, M.S. Hidayat menjadi Menteri Perindustrian.
20. Prof. Gusti Muhammad Hatta
Ia adalah pakar lingkungan yang juga Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Sosok yang dikenal sangat perhatian terhadap kondisi lingkungan hidup di Indonesia ini meraih gelar profesornya dari Wageningen University.
Salah satu karya pria kelahiran Banjarmasin itu di bidang lingkungan adalah menjadi salah seorang yang membidani lahirnya pusat penelitian lingkungan hidup (PPLH) di Unlam.
Dari PPLH Unlam tersebut, Hatta banyak memberikan tambahan wawasan dan kritikan terhadap pemerintah tentang pengelolaan lingkungan di Kalsel. Ia menempati posisi Menteri Negara Lingkungan Hidup pada kabinet mendatang.
21. Suharna Surapranata
Salah seorang anggota pendiri Partai Keadilan (PK) tahun 1998, yang kemudian berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu kini masih menjabat Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) PKS.
Pria dengan satu isteri dan 10 anak itu lahir di Bandung, 13 Desember 1955. Suharna menyelesaikan pendidikan S1 di FMIPA UI dan S2 di Teknik Fisika ITB.
Aktifis masjid kampus ini pernah bekerja sebagai peneliti di Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) dan Dosen FMIPA UI, serta mengikuti Pendidikan Kepemimpinan Nasional Lemhanas KSA X tahun 2002.
Suharna juga merupakan salah satu pendiri Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI). Sejak berdiri tahun 2004, MITI telah membangun jaringan di seluruh Indonesia dan luar negeri yang mencakup lebih dari 300 ilmuwan doktor Indonesia di seluruh dunia, serta MITI-Mahasiswa di 26 propinsi di seluruh Indonesia.
Program utama yang dilancarkan MITI adalah melakukan akselerasi pemanfaatan iptek di seluruh lini kehidupan masyarakat dan industri, serta membantu pengembangan SDM Iptek Indonesia. Suharna menempati posisi sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek).
22. Linda Agum Gumelar, S.IP
Wanita bernama lengkap Linda Amalia Sari ini adalah puteri mantan Menparpostel Achmad Tahir, yang juga istri dari tokoh nasional, mantan Menteri Perhubungan, Agum Gumelar.
Linda Agum Gumelar masih menjabat Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang merupakan federasi dari organisasi kemasyarakatan wanita Indonesia, periode 2004-2009.
Selain itu, mertua dari pebulutangkis nasional Taufik Hidayat ini juga menjabat Ketua Yayasan Keselamatan Payudara. Ia menempati posisi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
23. Patrialis Akbar, S.H.
Politisi senior dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang lahir di Padang, 31 Oktober 1958 ini sudah cukup lama menggeluti dunia politik.
Selain piawai dengan dunia politik yang telah lama ditekuninya, praktisi hukum itu dikenal menguasai masalah-masalah hukum dan hak asasi manusia (HAM). Ia menjabat Menteri Hukum dan HAM pada KIB II.
24. Endang Rahayu Setyaningsih
Ia menempati posisi sebagai Menteri Kesehatan menggantikan Siti Fadilah Supari yang merupakan atasannya di Departemen Kesehatan. Endang merupakan staf Litbang Menteri Kesehatan terdahulu dan juga orang yang paling dekat dengan Namru-2 (Naval Medical Research Unit 2). Keberadaan Namru-2 sempat menjadi kontroversi. Namru-2 pertama kali berada di Indonesia pada tahun 1970 untuk meneliti virus-virus penyakit menular bagi kepentingan Angkatan Laut AS dan Departemen Pertahanan AS. Kontrak Namru-2, unit riset virus milik Angkatan Laut AS, dengan RI sudah habis sejak Januari 2000. Endang sendiri sejak awal karirnya sudah menekuni bidang kesehatan. Pada 1979, Endang lulus dengan predikat dokter dari FK UI. 20 tahun berselang, atau tepatnya pada 1992, ia menyabet gelar Master of Public Health.
Tak puas dengan apa yang diraihnya, lima tahun kemudian atau pada 1997, Endang menyabet gelar doktor di bidang sama di Harvard School of Public Health, Boston.
Karir pendidikan Endang yang cemerlang membawanya pada posisi Direktur di Center for Biomedical and Pharmaceutical Research & Programme Development National Institute of Health Research & Development-MOH. Posisi itu ia tempati pada Februari 2007.
25. Gita Wirjawan
Sosok profesional di bidang finansial ini dikenal memiliki pengalaman menangani sejumlah usaha di bidang migas, seperti PT Ancora International, konsultan di perusahaan finance investment GP Morgan dan perusahaan private equity investment GoldmanSach.
Ia juga merupakan salah satu komisaris PT Pertamina. Gita menempati posisi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
26. Zulkifli Hasan, S.E., M.M.
Pria kelahiran Lampung, 17 Mei 1962 ini adalah Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN). Zulkifli menjadi calon menteri ketiga dari PAN, setelah Hatta Radjasa dan Patrialis Akbar. Ia menjabat Menteri Kehutanan.
27. Helmy Faisal Zaini
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini baru berusia 37 tahun, tepatnya lahir pada 1 Agustus 1972 di Desa Babakan, pinggiran kota Cirebon, Jawa Barat.
Di kalangan aktivis mahasiswa Jawa Timur era 1990-an, Helmy yang saat itu tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Darul Ulum, Jombang, merupakan salah seorang tokoh demonstran, selain aktif dalam organisasi pers mahasiswa.
Ketika warga Nahdlatul Ulama (NU) ingin mendirikan partai sendiri, yang kemudian diberi nama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Helmy pun terlibat di dalam proses tersebut sebagai anggota Komite Pendeklarasian PKB pada tanggal 23 Juli 1998.
Helmy mengisi pos Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, yang pernah dijabat dua seniornya di PKB yakni Saifullah Yusuf (kini Wakil Gubernur Jawa Timur) dan Muhammad Lukman Edy (kini anggota Komisi V DPR ).
28. Dr. Ir. Mustafa Abubakar
Pria kelahiran Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), 15 Oktober 1949 itu adalah Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog).
Mantan Pelaksana Tugas Harian Gubernur NAD itu menyelesaikan pendidikan S1 sampai S3 di Institut Pertanian Bogor.
Ia pernah menjadi Ketua Dewan Mahasiswa IPB Bogor, Ketua Ikatan Konsultan Indonesia (Inkindo), juga pernah menjadi Ketua Masyarakat Perikanan Indonesia.
Kesuksesan kepemimpinannya terbukti dalam penyelenggaraan Pilkada Gubernur Provinsi NAD yang pertama di Indonesia dengan calon Independen pada tahun 2007. Mustafa menempati posisi sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
29. Suharso Monoarfa
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada 31 Oktober 1954.
Bendahara DPP PPP itu menjadi anggota DPR periode 2004-2009 dan pernah menjadi anggota Panitia Anggaran DPR . Pada Pemilu 2009, ia kembali terpilih menjadi anggota DPR periode 2009-2014. Suharso menjadi calon menteri kedua dari PPP setelah Suryadharma Ali. Ia menempati posisi sebagai Menteri Negara Perumahan Rakyat.
30. Evert Ernest Mangindaan
Mantan Pangdam VIII/Trikora ini lahir di Solo, 5 Januari 1944. Mantan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) periode 1995-2000 dikenal sebagai pecinta sepakbola. Ia pernah menjadi pemain sepak bola PSM Makassar itu, menjabat Manajer Timnas PSSI, dan anggota Dewan Kehormatan PSSI.
Ketua Komisi II DPR dari Partai Demokrat periode 2004-2009 itu menduduki posisi Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
31. Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.A., M.Sc., Ph.D
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I ini lahir di Semarang, Jawa Tengah, 16 Juni 1951.
Alumnus Institut Teknologi Bandung tahun 1974 itu meraih gelar MA dari University of Colorado at Boulder Main Campus, Colorado, USA, 1988. Gelar M.Sc. pada 1986 dan Ph.D (ekonomi mineral/sumber daya alam) pada 1988 diperolehnya dari Colorado School of Mines, Golden, Colorado, USA.
Teknolog dan ekonom ini mempunyai latar belakang pengalaman internasional, khususnya dalam lingkup sumber daya alam, pertambangan dan energi.
Purnomo juga menyelesaikan Kursus Reguler Angkatan (KRA) XXV Lemhanas pada 1992 dengan penghargaan Wibawa Seroja Nugraha. Pada September 1998-Agustus 2000, Purnomo pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).Di kabinet, ia menjadi Menteri Pertahanan.
32. Fadel Muhammad
Bernama lengkap Ir. H. Fadel Muhammad Al Haddar, pria yang lahir di Ternate, Maluku, 20 Mei 1952 itu merupakan Gubernur Provinsi Gorontalo sejak 10 Desember 2001.
Pada Pilkada Gorontalo 2006, ia memperoleh 81 persen suara. Perolehan suara itu merupakan yang tertinggi di Indonesia untuk pilkada sejenis sehingga tercatat dalam rekor MURI sebagai peraih suara tertinggi di Indonesia untuk pemilihan gubernur.
Sebelum menjadi gubernur, Fadel dikenal sebagai seorang pengusaha dan politisi. Kini, ia msih menjadi Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Gorontalo.
Fadel meraih gelar insinyur dari Jurusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1978. Ia juga merupakan salah seorang pendiri Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan mantan pemimpin Grup Bukaka yang juga didirikannya. Dalam kabinet, Fadel menempati posisi Menteri Kelautan dan Perikanan.
33. Prof. Dr. Armida S Alisjahbana, S.E., M.A.
Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung itu lahir di Bandung, 16 Agustus 1960.
Armida adalah profesor ekonomi yang menjabat sebagai Wakil Dekan Fakutas Ekonomi Unpad. Dia juga merupakan peneliti senior fakultas Ekonomi Unpad.
Dia memperoleh gelar doktor dari University of Washington, Seattle, Washington, Amerika Serikat. Sarjana ekonomi Jebolan FEUI ini juga kerap menjadi konsultan di sejumlah lembaga keuangan dunia, seperti Bank Dunia, juga di AusAid.
Selain sebagai pembimbing mahasiswa program S1, S2, dan S3 di kampusnya, ia juga menjadi konsultan World Bank di bidang pendidikan, di Bappenas, di Badan Pusat Statistik (BPS), staf ahli Departeman Keuangan dan Menteri Koperasi.
Armida juga kerap tampil sebagai pembicara di berbagai seminar dalam dan luar negeri. Di kabinet, Armida S. Alisjahbana menduduki posisi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.
34. Ir. H. Suswono, M.M.A
Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu lahir di Tegal, Jawa Tengah, 20 April 1959. Suswono menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di Tegal, Jawa Tengah. Ia kemudian menyelesaikan S1 bidang Sosial Ekonomi Peternakan di Institute Pertanian Bogor.
Kemudian, gelar Magister Manajemen Agribisnis juga diperolehnya dari IPB. Selain mengajar di IPB, Suswono juga mengajar di Universitas Ibnu Khaldun, Bogor.
Kariernya sebagai politisi menanjak ketika menjadi anggota DPR RI periode 2004-2009 dari daerah pemilihan Jawa Tengah IX (Kab. Tegal, Kota Tegal, Kab. Brebes) dan menjadi anggota Komisi IV yang membidangi masalah pangan, pertanian, kehutanan, perikanan, dan kelautan.
Pada periode itu, ia dipercaya menjadi Wakil Ketua Komisi IV DPR RI. Suswono diprediksi menjabat sebagai Menteri Pertanian menggantian Anton Apriyantono yang juga berasal dari PKS.
35. Laksamana Madya (Purn) Freddy Numberi
Pria yang lahir di Serui, Papua, 15 Oktober 1947 itu pernah menduduki sejumlah jabatan menteri sebelum posisi terakhirnya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan pada KIB jilid I.
Setelah pensiun dari dunia kemiliteran di TNI AL, Freddy menjabat sebagai Gubernur Irian Jaya (sekarang Papua) pada tahun 1998.
Dalam Kabinet Persatuan Nasional (1999-2001) di bawah pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Freddy dipercaya sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Di bawah pemerintahan Megawati Soekarnoputri, Freddy dipilih sebagai Duta Besar Indonesia untuk Italia dan Malta. Pada 2004, ia lalu dilantik sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
Freddy Numberi kembali menempati posisi sebagai Menteri Perhubungan pada kabinet mendatang.
36. Jenderal Pol (Purn) Sutanto
Ketua Dewan Pembina Gerakan Pro SBY itu pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) sejak 8 Juli 2005 sampai 30 September 2008.
Pria kelahiran Comal, Pemalang, Jawa Tengah, 30 September 1950 itu adalah lulusan Akabri (kepolisian) terbaik tahun 1973.
Sebelum menjabat Kapolri, Sutanto menjadi Kepala Badan Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional.
Ia juga pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto pada tahun 1995-1998, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatra Utara (2000), dan Kapolda Jawa Timur (17 Oktober 2000-Oktober 2002). Sutanto menjabat sebagai Kepala BIN.
37. Kuntoro Mangkusubroto
Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto lahir di Purwokerto, 14 Maret 1947. Mantan Menteri Pertambangan (1998-1999) ini ditetapkan sebagai Kepala BP-BRR Aceh Nias (Kepala Badan Pelaksana Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias, Provinsi Sumatera Utara).
.
Kuntoro pernah menjabat Ketua ITB School of Business.Ayahnya pengacara dan ibunya dosen bahasa Inggris di Universitas Sudirman, Purwokerto. Dia menjalani pendidikan SD hingga SMA di kota kelahirannya. Lalu masuk jurusan Tehnik Industri ITB dan lulus 1972.
Setelah lulus, dia langsung diangkat menjadi dosen di almamaternya. Sebagai dosen, dia pun memperdalam ilmunya di bidang industrial engineering di Stanford University (1976). Lalu mendalami bidang civil engineering di universitas yang sama (1977). Kemudian meraih gelar doktor dari ITB (1982) dengan disertasi tentang analisa keputusan.
Tak lama kemudian (1983) Kuntoro ditarik ke kantor Sekretaris Negara menjadi staf ahli menteri muda UP3DN Ginanjar Kartasasmita dan Pembantu Asisten Administrasi Menteri Sekretaris Negara RI Safaruddin Husada (1984). Lima tahun kemudian (1988) dia diangkat menjabat Direktur Utama PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tanjung Enim, Palembang.
Keberhasilannya memimpin Tambang Timah, kemudian mengantarkannya dipercaya menjabat Dirjen Pertambangan Umum Deptamben (1993). Presiden Soeharto pun memintanya menjabat Menteri Pertambangan dan Energi, tahun 1998. Pada KIB II, Kuntoro menempati posisi sebagai Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan.
(Ind/berbagai sumber)
foto: kompas