Pakar filfasat Islam Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara menilai, pengajaran filsafat Islam maupun umum di lingkungan UIN, IAIN/ STAIN cenderung berkiblat ke Barat.
"Saya kritik pembelajaran filsafat di UIN ini. Kita ini lebih membesar-besarkan filsafat Barat dan kurang mengembangkan filsafat Islam menurut para filsuf Muslim, " ujar Mulyadhi dalam diskusi bertajuk "Koreksi Kesalahan Pemahaman Ilmu Kalam dan filsafat Islam" di UIN Jakarta, Rabu (15/3).
Dijelaskannya, bila ada perguruan tinggi yang mengembangkan filsafat Islam, biasanya lebih pada filsafat Ibnu Rusy, di mana filsuf asal Andalusia ini cenderung pada tokoh filfasat Yunani kuno, Aristoteles.
Menurutnya, umat Islam perlu dan harus mempelajari filsafat, terutama filsafat Islam. "Filsafat itu induk ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dan teknologi maju itu karena filsafat, " katanya.
Mulyadhi menambahkan, orang Barat, sains dan tekonolginya maju juga karena filsafat, tapi filsafat mereka anti agama dan menolak Tuhan.
Terkait dengan hal itu, uajrnya, kini pihaknya sedang menerjemahkan karya-karya filsuf Islam dari berbagai disiplin ilmu ke dalam Indonesia. "Saya menulis buku tentang psikologi Islam, " terang dia.
Sementara itu Ketua Hizbut Tahrir Abdurrhaman Maghfur Wahid menyatakan, "Akibat kita berkiblat ke Barat, maka metodologi pemikiran keilmuan kita juga mengarah ke sana."
"Semua produk Barat diambil kaum Muslimin, mulai yang bersifat fisik atau non-fisik, " katanya. (dina)