Eramuslim.com – Penggusuran warga kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, secara sewenang-wenang adalah bukti arogansi dan kekejakam Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama terhadap warganya sendiri.
“Apa salah dan dosa mereka? Bisa-bisanya Ahok mengambil keputusan untuk mengusir warga disana tanpa ganti rugi satu sen pun?” ujar Bastian P Simanjuntak, Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo) kepada redaksi, Selasa (12/4).
“Kenapa tidak dibuka ruang dialog antara pemprov dengan warga luar batang, agar ada titik temu sehingga penggusuran tidak meninggalkan ratap tangis warga,” sambung dia.
Dikatakan Bastian, negara telah mengatur tentang penggantian lahan warga yang terkena gusuran akibat dampak pembangunan. Hal itu diatur oleh UU 2/2012, Perpres Nomor 71/2012, dan Peraturan Kepala BPN Nomor 5/2012.
“Namun Ahok terkesan tidak mau tahu dengan semua peraturan perundang-undangan ini. Tindakan Ahok jelas sudah melanggar HAM, sungguh sangat kejam,” imbuhnya.
Dia pun menilai cara berpikir Ahok tidak dapat dimengerti. Keputusan Ahok untuk segera menggusur warga yang bermukim di kampung Luar Batang menimbulkan pertanyaan. Apa dasarnya? Apakah karena sudah dikejar deadline proyek pulau buatan yang sudah melanggar banyak aturan?
“Padahal kita tahu bahwa properti yang dibangun di atas pulau-pulau buatan nantinya akan banyak di beli oleh orang asing sehubungan dengan PP 103 yang sudah membolehkan orang asing untuk memiliki hunian di Indonesia,” kata Bastian.
”Kita sudah melihat iklan-iklan Agung podomoro bersama musisi Adi MS yang mempromosikan konsep pembangunan hunian dan perkantoran yang akan di bangun diatas pulau buatan pantai jakarta utara yang iklannya sudah disebar ke luar negeri, salah satunya ke negara China,” ulas Bastian lagi.
Lebih lanjut dia mengatakan penggusuran paksa warga seharusnya tidak boleh ada lagi di era pasca reformasi 1998. Salah satu yang di perjuangkan oleh mahasiswa 1998 adalah penegakkan hak asasi manusia, termasuk menentang penggusuran-penggusuran paksa yang beberapa kali dilakukan di era rezim orde baru. Namun saat ini muncul Ahok sebagai pemimpin yang bergaya otoriter, diktator, yang keputusannya tidak dilandasi dasar hukum.
”Emang Ahok itu siapa? Anak baru kemarin sore saja sudah berlagak sok jagoan terhadap rakyat. Pribumi merasa diperlakukan seperti bangsa palestina yang di gusur oleh bangsa israel. Kekejaman Ahok harus di hentikan dengan cara apapun. Ahok sangat berbahaya bagi pribumi dan demokrasi,” tukas Bastian.(ts/rmol)