Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menantang kalangan cendikiawan muslim untuk merealisasikan dan mensukseskan agenda keumatan, melalui penegakan amar ma’ruf nahyi mungkar, serta keberpihakan pada kaum dhuafa.
"Ucapan saya ini isinya memprovokasi ICMI melakukan sesuatu, saya berani manantang, karena saya yakin atas ridho Allah hal itu dapat dilakukan," katanya di sela-sela Pidato Pembukaan RMPP ICMI se- Indonesia, di Hotel sahid Jaya, Jakarta, Jum’at (21/06).
Menurut SBY, Indonesia mempunyai landasan dan potensi untuk menjadi sebuah negara yang mandiri, terbebas dari ketergantungan mutlak kepada pihak manapun, tetapi hal itu harus didukung dengan perbaikan kualitas manusianya.
Ia mengingatkan, sebagai bagian dari civil society, ICMI seharusnya dapat melakukan kajian kritis terhadap arah kebijakan pembangunan nasional, baik yang sudah berjalan maupun yang masih dalam perencanaan, apakah telah sesuai dengan keinginan seluruh masyarakat.
"Telaah atau kajian kritis tentunya tidak ditabukan, hal itu justru diperlukan karena pembangunan selalu berubah dan dinamis," tegas SBY.
Ia mengakui bahwa saat ini pembangunan nasional belum merata dirasakan seluruh masyarakat Indonesia, karenanya keterlibatan semua pihak termasuk kelompok marjinal sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional, berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat.(novel)