SBY Menyerukan Negara Muslim Bersatu Menghadapi Krisis Global

Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan kepada seluruh negara Islam untuk bersatu, sebab kerjasama yang erat antar negara Islam ini diperlukan untuk menghadapi krisis global yang saat ini terjadi.

"Dengan mempraktekan kemitraan, maka kesulitan akibat krisis pangan, energi, dan ekonomi yang dihadapi bisa diselesaikan," katanya dalam pembukaan World Islamic Economic Forum kelima, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (2/3).

Dengan bersatunya negara-negara Islam, menurutnya, akan bisa mengenang kembali kejayaan ke-Islaman pada abad 13. Saat ini ada sekitar 22 negara Islam kondisinya memiliki utang dan ikut terimbas krisis. Bahkan, negara-negara Muslim yang besar lainnya ikut merasakannya. "Negara di Timur Tengah, pendapatannya berkurang karena harga minyak turun," kata Presiden.

Presiden Yudhoyono mengingatkan, ada kemungkinan krisis lebih memburuk lagi dimana akhir-akhir ini pemberitaan memperlihatkan rantai ekonomi mulai mengancam industri manufaktur.

Muslim yang menduduki seperlima penduduk dunia adalah salah satu yang merasakan imbasnya. Presiden menyebutkan sekitar tujuh persen produksi dunia dihasilkan dari negara Muslim. Akan tetapi, Presiden Yudhoyono berkeyakinan bahwa krisis ini bisa segera berlalu, dengan langkah kebijakan yang tepat diyakini krisis bisa diatasi.

"Kita perlu khawatir tapi tidak  putus harapan. Seperti dikatakan Allah SWT, ‘dalam kesulitan, pasti ada kemudahan’. Inilah yang dikatakan pula oleh Nabi Muhammad SAW, bahwa kita bisa mengatasi kesulitan terbesar hanya jika kita tidak berhenti," katanya.

Presiden mengatakan bahwa masa krisis saat ini bisa dianggap sebagai peluang Islam. Abad 21 bisa menjadi bukti bahwa Islam bisa lebih kuat dengan inovasi dan menjadi tangguh dengan selalu melihat masa depan. (novel)