Di tengah-tengah arus semakin mengental terjadinya ‘distrust’ (ketidak percayaan) masyarakat terhadap lembaga-lembaga penegak hukum, sejak dibukanya percapakan Anggodo Widjojo dengan sejumlah pejabat penegak hukum, kini jagat politik semakin gonjang-ganjing dengan mulai berkembangnya wacana kasus Bank Century, yang terus menguras perhatian rakyat. Dan, muncul rumors akan terjadi gerakan massa yang besar menjelang tanggal 9 Desember ini, yang bertujuan memperingati hari anti korupsi.
Menanggapi gonjang-ganjing politik ini, Presiden SBY ysng juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat menilai, saat ini terjadi fitnah dan pembunuhan karakter yang bertujuan untuk menggoyang bahkan menjatuhkan pemerintahannya, serta menghancurkan nama baik Partai Demokrat.
Presiden SBY mengingatkan akan adanya motif di luar pemberantasan korupsi pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 9 Desember. SBY menyatakan, hal itu saat ia memberikan pengarahan pada Rapat Pimpinan Nasional (Rampimnas) Partai Demokrat tahun 2009 di Jakarta, Minggu (6/12). Perilaku politik yang dimaksudkan Presiden yaitu berbentu fitnah dan pembunuhan karekter itu adalah tudingan tentang alilran dana talangan Bank Century ke sejumlah kader Partai Demokrat, termasuk keluarganya.
“Akal sehat saya mengatakan, perilaku politik seperti ini, paling tidak dalam jangka pendek, ingin menggooyang dan mendikskreditkan, serta kalau bisa menjatuhkan SBY dan, pemerintahannya. Jangka menengah dan panjang ingin menghancurkan nama baik Partai Demokrat di muka rakyat agar pemilu 2014 kalah total”, ujarnya.
“Pertanyanyaannya sekarang sebagai kaer Partai Demokrat, relakah kita? Akankah kita biarkan kehormatan kita diinjak? Akankah kita biarkanmasa depan kita sebagai partai yang sejak awal ingin berjuang dengan moral politik yang baik dihancurkan?”, tegas Presiden dari atas podium. Seruan ini dibalas berulang-kali dengan teriakan ‘tidak’ oleh pengurus dan kader partai yang menghadiri rapimnas.
Presiden menyampaikan jalur hukum mesti ditempuh untuk menjawab fitnah serta pembunuhan karakter terhadap dirinya dan kader Demokrat yang lain. Presiden SBY juga meminta kader Partai Partai Demokrat yang menjadi anggota pansus untuk mengungkap kasus Bank Century. “Dengan penjelasan ini, saya ingin marilah kita tetap menggunakan jurus putih dalam melaksanakan politik. Jangan tergoda menggunakan jalur politik yang hitam”, tambahnya.
Kekawatiran Presiden ini, tak lain, semakin kuatnya adanya ketidak percayaan rakyat, khususnya terhadap penegakan hukum, dan khususnya terhadap pemberantasan korupsi, yang sudah menyentuh sendi-sendi kekuasaan. Sehingga, sekarang ini pernyataan dan sikap dari para pejabat tidak mendapatkan kepercayaan lagi dari rakyat.
Sebagai contoh kasus Anggodo Widjojo, yang sudah menyebutkan nama-nama pejabat, bahkan termasuk nama Presiden SBY, tapi sampai sekarang Anggodo tidak pernah ditangkap, bahkan masih tetap bebas. Ini menandakan memang lembaga ;penegak hukum dan para pejabat telah dikalahkan dan dikuasai mafia peradilan.
Sementara itu, massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ahad kemarin, telah melakukan aksi yang menginginkan dibongkarnya kasus Bank Century, yang diikuti ribuan massa. Aksi ini akan terus berlangung yang akan diikuti oleh berbagai elemen gerakan, saat memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia, yang akan berlangsung 9 Desember besok. (m/kmps/mt)
Foto :matanews