Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau warga Nahdlatul Ulama (NU) untuk meneladani kepemimpinan yang diterapkan oleh Rasulullah SAW, dalam perubahan dalam rangka membangun karakter umat di zamannya.
"Pada zamannya Rasulullah berhasil dengan gemilang melakukan perubahan yang dalam bahasa sekarangnya adalah melakukan transformasi dan refomrasi secara bertahap, "jelas SBY saat berpidato peringatan puncak Hari Lahir (Harlah) ke-82 NU di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ahad(3/2).
Menurutnya, teladan yang perlu dicontoh dari Rasulullah SAW adalah kesabaran dan ketabahannya menghadapi berbagai ujian yang menimpa Rasul SAW beserta para sahabatnya.
"Itu dapat kita ambil pelajaran dan terapkan dalam proses pembangunan bangsa dalam melakukan perubahan yang dialami Indonesia, "imbuh SBY.
Kepala Negara juga mengimbau seluruh pihak untuk tetap optimis dan bersabar. Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam 10 tahun terakhir pasca krisis moneter, Indonesia telah mencapai kemajuan yang cukup signifikan di berbagai bidang kehidupan.
Disebutkannya bahwa NU sebagai salah satu organisasi besar Islam di tanah air, diharapkan selalu aktif memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara serta ikut dalam dinamika kehidupan bangsa sekaligus mencari penyelesaian terhadap berbagai masalah bangsa.
Karena itu, Presiden Yudhoyono meminta, seluruh warga Nahdlatul Ulama (NU) tampil menjadi pelopor perjuangan bangsa, bahu membahu dengan pemerintah untuk memperkokoh NKRI.
Presiden juga menyampaikan penghargaannya atas sikap NU yang selalu menjujung tinggi jalan tengah dan lurus, bersikap moderat dan menentang ekstrimisme dalam menjalin Ukhuwah Islamiyah menuju masyarakat yang Rahmatan Lil Alamin.
Pada puncak peringatan Harlah tersebut, selain mengundang keluarga Presiden dan Wapres beserta menteri Kabinet Indonesia Bersatu, juga mengundang keluarga mantan Presiden yang pernah pemimpin Indonesia. Karena, PBNU berharap acara tersebut bisa menjadi ajang silaturahmi para pemimpin.
Meski demikian, tidak semua yang diundang hadir. Mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati termasuk yang tidak hadir. Keluarga mantan presiden Soeharto hadir diwakili Titiek Soeharto. Tampak hadir pula mantan Wapres Try Sutrisno.
Sementara itu, sejak pagi hari ribuan nahdliyin berbondong-bondong memadati Gelora Bung Karno yang berkapasitan 100 ribu orang, untuk menghadiri peringatan Harlah ke-82 organisasi Islam itu. Selain digelar di Jakarta, acara serupa juga direlay dari Batam, lampung, dan Lamongan-Jawa Timur.(novel)