Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono meminta, seluruh umat bersatu dalam berbagai aktivitas untuk mengatasi konflik yang sering terjadi di negara-negara Islam.
Dengan jumlah penduduk Islam sebesar 20 persen dari total jumlah penduduk dunia, Presiden yakin jumlah tersebut dapat menjadi potensi besar dalam menggerakkan ekonomi dunia.
"70 persen energi dunia, dan 40 persen bahan mentah industri berasal dari negara-negara berbasis Islam, " katanya dalam pidato pembukaan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) III di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (30/7).
Sebagai kelompok penyuplai 70 persen energi dunia dan 40 persen bahan mentah, Presiden Yudhoyono mengatakan, negara-negara muslim seharusnya dapat bersatu dan berbuat lebih banyak untuk dunia. Di antaranya adalah menjaga harmoni dan perdamaian, bukan justru menjadi pusat lokasi konflik dunia.
Lebih lanjut Presiden mengatakan, terlalu banyak energi dikeluarkan untuk menyelesaikan konflik, akan tetapi juga belum dapat diselesaikan.
Padahal, menghindari konflik dapat menghilangkan korban jiwa dan biaya ekonomi politik yang timbul dari pertikaian.
Setiap konflik, lanjut Presiden, pasti memiliki karakteristik dan dinamikanya sendiri, sehingga harus ditangani secara khusus. Namun, ia percaya tidak ada konflik yang tak dapat diselesaikan.
"Kita hanya harus menemukan cara yang tepat, dan mempertahankan kemauan politik untuk menyelesaiakannya, " ujarnya.
Presiden mengharapkan, konferensi kali ini akan menghasilkan langkah-langkah konkrit yang spesifik dalam mengatasi pertikaian antara negara-negara Islam. Dan para sarjana Islam internasional yang berkumpul dalam seminar itu, dapat menyampaikan pesan damai tidak hanya untuk komunitasnya, tetapi juga untuk dunia yang tidak pernah sepi berkonflik.
Presiden Yudhoyono meyakinkan, dengan mediasi antarkelompok beragama, perdamaian antara kelompok yang bertikai dan pemerintah akan segera terwujud.
"Telah terbukti berkali-kali bahwa komunitas muslim dapat menjembatani perdamaian ketika terjadi pertikaian antarkultur atau pemerintah dengan kelompok minoritas. Banyak di antara kita yang memliki pengalaman dan kemampuan dalam berdialog, dalam mengatasi berbagai masalah mendalam, dan dalam mengurangi pertikaian antaretnik. Inilah yang disebut community-building skills, " kata Presiden Yudhoyono.
Forum International Conference of Islamic Scholars (ICIS) III ICIS ketiga ini diikuti oleh 350 peserta dari 64 negara dan akan berakhir pada Jumat (1/8). Sejumlah ulama terkemuka luar negeri telah hadir antara lain ulama Syiria Syeikh Wahbah Zuhaili, Ketua Dewan Perbandingan Mazhab Islam Iran Ayatollah Ali Taskhiri, dan ulama India Tahir Mahmud Shahid Mahdi.
Peserta lainnya adalah Shahid Maliki (Menteri United Kingdom), Gary Bouman (Australia), dan Amir Ali (Australia). ICIS kali ini mengambil tema "Upholding Islam Rahmatan lil Alamin: Peace Building and Conflict Prefention in the Muslim World."(novel)