Presiden RI Minta Pemuka Agama Ciptakan Perdamaian

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para pemuka agama agar menjadi contoh bagi penyelesaian konflik secara damai dan tanpa kekerasan. Oleh karena, Presiden meyakini peran agama sangat penting, dalam membangun peradaban dan membimbing umat.

"Jika umat ingin menyelesaikan masalah termasuk konflik secara damai tanpa kekerasan, sebagai pemimpin pemuka agama harus menjadi contoh, agar akhlak dan budi pekerti rakyat baik, " kata Presiden Yudhoyono saat menerima peserta Pertemuan Besar Umat Beragama, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/5)

Presiden juga meminta pemuka agama ikut memimpin dan membimbing permasalahan konflik secara damai tanpa kekerasan. Dunia internasional, banyak meminta bantuan Indonesia yang dinilai memiliki karakter kehidupan beragama berjalan baik.

"Mari kita buktikan karakter itu benar dengan menjalankan di negeri sendiri, " katanya seraya menambahkan, setelah itu, baru diterapkan dalam masyarakat global.

Presiden meyakini bahwa peran pemuka agama sangat penting bagi rujukan pembangunan peradaban bangsa. ”Untuk membangun peradaban bangsa, saya sangat mengandalkan pemuka agama, pendidik dan orang tua, karena mereka menjadi pilar untuk membangun peradaban, ” lanjutnya.

Presiden mengingatkan, ikatan kebangsaan lebih kuat di atas berbagai ikatan global. Apapun identitas, agama, etnik, suku, dan daerahnya. Meskipun ada ikatan dengan komunitas Internasional karena hidup dalam perkampungan global.

Ia menambahkan, ikatan kebangsaan mesti tetap lebih kuat, dengan begitu bangsa akan berhasil menghadapi berbagai krisis yang sedang dialami.

Dalam kesempatan itu, Ketua Pelaksana pertemuan Slamet Effendi Yusuf, dalam laporannya menerangkan bahwa dalam Pertemuan Besar Umat Beragama Indonesia, yang mengambil tema "Gerakan Moral Agama Untuk Menegaskan Ulang Komitmen Kebangsaan”, selama dua hari (21-22 Mei) telah dihasilkan dua rekomendasi.

“Pertama adalah rekomendasi bersama dari umat beragama Indonesia yang berisi program-program nyata untuk mengawali Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Kedua adalah rekomendasi untuk perdamaian dunia, ” papar Slamet.(novel/bip)