Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono kembali menegaskan misi Indonesia dalam menghapuskan kesalahpahaman antara dunia Barat dengan Islam.
"Indonesia akan terus berupaya mengurangi kesalahpaham antara Barat dan Islam, karenanya dialog antar agama akan dilanjutkan untuk menciptakan harmonisasi itu, " ujarnya dalam keterangan pers bersama PM Norwegia Jens Stoltenberg, di Istana Negera, Jakarta, Kamis (29/3).
Menurutnya, pada Desember 2006 Global Intermedia Dialog yang disponsori oleh Indonesia dan Norwegia, cukup berhasil menciptakan pemahaman kepada berbagai pihak. Dan acara serupa rencananya akan dilanjutkan pada tahun 2007, di Oslo, Norwegia.
Lebih lanjut Presiden menegaskan, pertemuan antara masyarakat dengan pemimpin agama sangat penting untuk menciptakan kesepahaman.
Dirinya merasa yakin kesenjangan dan kesalahpahaman antara Barat dan Islam dapat dikurangi, dengan terus dilakukannya komunikasi yang konstruktif dengan melibatkan berbagai pihak.
"Ekspresi kebebasan dengan menghormati hukum dan mengembangkan toleransi akan melahirkan kehidupan yang harmonis, " tandasnya.
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Norwegia, selain membicarakan pengembangan hubungan bilateral, Presiden RI dan PM Norwegia juga membahas konflik yang terjadi di Timur Tengah. Kedua pemimpin itu menyatakan dukungannya terhadap pemerintah bersatu Palestina, serta mendukung penarikan pasukan koalisi dari Irak. (novel)