Sembilan tahun sudah rezim Soerharto jatuh. Berbagai cara dilakukan oleh masyarakat, untuk mengingat kembali momentum lahirnya reformasi. Mulai dari aksi demonstrasi yang dilakukan oleh elemen mahasiswa dan rakyat diberbagai daerah sampai pada pameran foto.
Selain itu, diskusi juga dilakukan untuk mengupas jaringan Soeharto yang masih sangat kuat dan dekat dengan pemerintahan saat ini, tapi masih sulit untuk mengadilinya.
Reformasi yang sudah berjalan belum memperlihatkan hasil yang optimal, hal ini terbukti dari mental para elit baik dipusat maupun daerah yang masih mengembangkan budaya orde baru. Demikian diungkapkan Presiden PKS Tifatul Sembiring, di Sekretariat DPP PKS, Jakarta, Senin(21/5).
"Kita melihat reformasi ini agak termehek-mehek, memang sebenarnya tidak mudah untuk melakukan perubahan secara cepat, "tandasnya.
Menurutnya, sejak awal partainya sudah berkeyakinan bahwa segala perubahan itu tidak bisa dilakukan secara revolusioner, namun hanya dapat dilakukan bertahap, meski hasilnya memang belum menggembirakan.
Tifatul menganggap, pelaksanaan reformasi dalam penegakan hukum belum dilaksanakan secara tegas, hal ini terbukti dengan belum berjalannya pengadilan terhadap Soeharto dan kroninya.
"Pengadilan terhadap Soeharto belum berjalan, selain itu penjahat kelas kakap dalam kasus korupsi di negeri ini juga belum ditangkap, "tandasnya.
Ia mengkhawatirkan, para kepala daerah yang terpilih secara langsung ini akan menjadi ‘raja-raja kecil’ didaerah, karenanya dirinya mendukung upaya Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menyeret kepala daerah yang terindikasi melakukan tindak pidana korupsi. (novel)