Presiden OPEC Chakib Khelil dijadwalkan akan menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari ini (29/7). Sejak Indonesia menyatakan akan keluar dari OPEC, pertemuan yang digelar pukul 11.00 WIB ini adalah yang pertama dilakukan pimpinan keduanya.
Setelah bertemu dengan Presiden SBY, Khelil juga akan mengadakan pertemuan di kantor Kementrian Energi dan Sumber Daya Minera (ESDM) dengan para Kontraktor Kerjasama Migas.
Maksud tujuan kedatangan Presiden OPEC memang belum jelas, namun kedatangannya disinyalir untuk membujuk Indonesia agar tidak keluar dari OPEC, yang rencana akan dilakukan tahun depan. Sebagaimana dikatakan oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, kemungkinan Indonesia baru bisa keluar dari OPEC pada tahun 2009, karena pada tahun 2008 Indonesia sudah membayar iuran 2 juta euro pertahun.
Menanggapi kemungkinan datangnya Presiden OPEC untuk meobi Indonesia, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto meminta, Indoensia untuk bersikap tegas dalam menghadapi OPEC.
"Mungkin mereka akan melobi Indonesia supaya jangan keluar dari OPEC. Ya kita harus mempunyai prinsip, kalau memang sudah memutuskan keluar ya jangan plin plan, jangan mau dimanfaatkan saja, " katanya.
Dia berharap, pemerintah bisa memaksimalkan manfaat dari posisi yang ada misalnya bagaimana mendapatkan pasokan minyak dengan harga murah untuk pembangunan kilang baru di Indonesia.
"Kecuali kita dapat manafaat yang riil seperti pasokan dengan harag murah atau mereka mau benar-benar bangun kilang di sini, masih bisa dinegosiasikan, " ungkapnya.
Ia menilai, secara geopolitis keanggotaan Indonesia di OPEC bagi negara-negara OPEC lain cukup strategis, karena Indonesia adalah negara muslim terbesar di Asia Tenggara.(novel/dtc)