Tokoh alim ulama diminta agar senantiasaberjuang membawaumat Islam berada di bawah lindungan Al-Quran dan As-Sunnah, karena itu diharapkan para ulama dapat menyelesaikan dengan baik masalah pertentangan karena kekeliruan penyiaran agama.
Demikian disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya pada pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-22 di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Serang, Selasa malam. Presiden juga meminta agar jangan ada pihak yang salah menyiarkan agama karena pasti membawa pertentangan dalam masyarakat serta merugikan umat.
"Diharapkan ulama dapat selesaikan dengan baik dan pimpin kembali umat yang keliru. Marilah kita menyiarkan ajaran yang sesuai denganAl-Quran dan As-Sunnah, " ujarnya.
Presiden menambahkan, adalah keliru membiarkan seseorang salah arah dan tersesat dan harus diselamatkan dengan penuh tanggungjawab, serta rasa persaudaraan.
Presiden juga mengingatkan, tidak boleh ada siapa pun yang mengatasnamakan Islam, tetapi tidak bisa berperilaku Islami.
"Islam itu damai, Islam itu teduh, Islam itu cinta keadilan. Islam itu jauhi kekerasan dan Islam menjauhi permusuhan, " tandasnya.
Jika terjadi salah paham dan beda pendapat, maka Presiden mengajak masyarakat untuk menyelesaikan masalah dengan damai dan tidak membiasakan diri dengan kekerasan.
Presiden mengatakan, dari pertemuannya dengan para pemimpin negara Timur Tengah dan pemimpin dunia lainnya, ia menangkap sikap internasional yang menaruh harapan kepada Indonesia untuk membangkitkan Islam yang teduh dan cinta damai.
"Sebagai bangsa Islam terbesar di dunia dengan kepatuhan kepada Al-Quran, Indonesia bisa menampilkan Islam sebagai rahmat semesta alam (rahmatan lil alamin). Dunia berharap, agar Indonesia dapat memelihara kedamaian melalui kebangkitan Islam yang teduh dan saling menghargai perbedaan, " pungkas Presiden. (novel/ant)