“Bahan balihonya bisa cepat-cepat dimanfaatkan rakyat untuk tenda kaki lima UMKM: Soto Lamongan, dll,” tulisnya, dikutip Kantor Berita RMOLJakarta.
Dalam kolom komentar, Mbah Tedjo juga turut menandai akun Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Puspen TNI, TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara.
Sementara dalam unggahan yang lain, Mbah Tedjo secara khusus menyebut nama Pangkostrad, Letjen Dudung Abdurrachman.
Boleh jadi, hal ini dilakukannya mengingat saat masih menjabat Pangdam Jaya, Dudung pernah mengerahkan pasukannya untuk menertibkan baliho eks pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab.
Menurut Mbah Tedjo, Dudung yang mengaku pernah menjadi loper koran dan jualan klepon itu seharusnya bisa merasakan bagaimana perasaaan rakyat yang sedang berjuang melawan pandemi tapi malah disuguhi baliho-baliho seperti yang disebut sebelumnya.
“(Letjen Dudung) karena biografi getirnya pasti bisa merasakan gimana rasanya rakyat di tengah pandemi gini dikepung oleh baliho-baliho semacam itu,” tandasnya.
Cuitan Mbah Tedjo yang menyebut nama Letjen Dudung ini mendapat tanggapan pro dan kontra dari warganet. Di antara mereka ada yang menilai baliho politisi yang marak sekarang berbeda dengan yang dulu diturunkan TNI.
“Kalau ternyata mereka (politisi) tidak melakukan pelanggaran dari segi ukuran, tempat, perizinan dan aturan Pemda setempat, terus kira-kira menurunkannya atas dasar hukum apa ya mbah?” tanya pemilik akun @EnyMastuti.
“Etika dan rasa keadilan masyarakat ada di atas hukum-hukum formal,” jawab Mbah Tedjo.[rmol]