Setelah bertemu ke-15 anggota Marinir dan Pelaut Inggris yang disandera sejak dua pekan lalu, Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad mengeluarkan pernyataan resminya bahwa Iran akan sesegera mungkin melepaskan sandera-sanderanya itu. Hal ini ditegaskan Ahmadinejad setelah melakukan pembicaraan dengan para sandera kemarin (4/4).
Dalam pertemuan dengan para sandera, Ahmadinejad banyak mengumbar senyum. Bahkan televisi Iran menyiarkan bahwa suasana pertemuan sangatlah cair diselingi dengan canda-tawa dan diakhiri dengan jabat tangan.
“Kami sangat bangga dengan para penjaga pantai kami yang telah dengan begitu berani dan berdisiplin menjaga kedaulatan negara ini dari para penyusup. Pemerintah Iran akan menganugerahkan medali kehormatan bagi mereka. Dan pemerintah Iran tidak akan segan-segan untuk bertindak keras terhadap siapa pun yang mencoba untuk mengganggu keamanan negeri ini. Kali ini kami memberi ampunan kepada ke-15 warganegara Inggris yang telah kami tangkap. Semoga, peristiwa ini menjadi pelajaran bagi semua pihak agar tidak mengulangi perbuatannya, ” ujar Ahmadinejad.
Rencana pembebasan ke-15 sandera warganegara Inggris ini disambut dengan penuh sukacita oleh pemerintah dan rakyat Inggris. Perdana Menteri Tony Blair mengungkapkan bahwa kabar melegakan ini akan mencairkan hubungan antara kedua negara yang sempat memanas dan secara khusus juga menggembirakan rakyat Inggris.
Dari Gedung Putih, Presiden Amerika Serikat George Waker Bush menyampaikan pesan bahwa kabar tersebut sangat melegakan. Juru Bicara Gedung Putih, Gordon Jonhdroe mengatakan, “Presiden Bush menyambut baik niat Presiden Iran itu. ”
Seperti telah diberitakan, ke-15 anggota Marinir dan pelaut Inggris pada tanggal 25 Maret lalu ditangkap tentara penjaga pantai Iran karena kedapatan telah memasuki perairan Irak secara illegal. Peristiwa ini memicu ketegangan antara Iran dengan Inggris yang didukung AS.
Dengan akan dilepaskannya ke-15 sandera tersebut, banyak pihak berharap hubungan antara Iran dengan Inggris akan mencair, atau setidaknya tidak sepanas hari-hari yang lalu. (cnn/jpost/reuters/Rizki)