Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghimbau para ulama untuk berperan aktif memberikan kontribusinya dalam menyebarkan Islam secara damai sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam, serta berupaya memperbaiki kesalahpahaman pandangan antara Timur dan Barat.
"Kita tidak lupa bahwa beberapa negara Islam didunia saat ini dalam kemiskinan dan berada dalam konflik, karenanya negara Islam yang sudah mampu hendaknya bisa saling bahu-membahu menyelesaikan ini," katanya disela-sela pidato pembukaan International Conference on Islamic Scholars (ICIS II), di Hotel Borobudur, Jakarta,Selasa (20/6).
Menurutnya, saat ini umat Islam didunia sedang dihadapi berbagai masalah yang besar. Mulai dari masalah Islamophobia dan isu-isu terorisme oleh dunia Barat yang selalu dikaitkan kepada kelompok-kelompok Islam. Oleh karena itu Presiden RI meminta para ulama dan cendikiawan Islam, memperbaiki persepsi dunia Barat tentang Islam.
"Islamophobia merupakan hal yang paling penting, yang harus dilakukan oleh ulama dan cendikiawan Islam adalah menyelesaikan masalah itu," tandasnya.
Ia menegaskan, agama Islam merupakan agama yang Rahmatan Lil Alamin atau rahmat seluruh alam, karena itu diharapkan dalam forum ini para ulama dapat memanfaatkan secara efektif, sehingga Islam benar-benar menjadi jembatan untuk menuju kearah perbaikan.
Dalam hal ini Presiden mengutip Al-Quran Surat Ar-Ra’ad ayat 11 yang menyebutkan, umat Islam tidak dapat berubah, jika mereka tidak berusaha mengubahnya sendiri.
Pembukaan International Conference on Islamic Scholars II (ICIS II) dihadiri oleh PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, Sekjen ICIS KH. Hasyim Muzadi, Perwakilan Raja Jordan Pangeran Ghazi Bin Muhammad, Utusan Paulus Benediktus XVI Khaled Akasheh, beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu serta sekitar 320 orang peserta dari 53 negara. (novel)