Ketua DPP PPP Arief Mudatsir Mandan menyatakan ideologi Islam bagi parrtai PPP harus tetap dipertahanakn. Menurutnya asas Islam tidak kehilangan signifikansi melainkan tetap akan bertahan, karena, selain PPP sendiri memiliki pemilih tetap yang notabene juga warga Nahdlatul Ulama, Islam juga bersifat terbuka.
“Islam tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi, HAM, pluralisme, dan sebagainya. Bahwa di hadapan Tuhan YME itu semua sama,”ujar Arief Mudatsir dalam peluncuran buku karyanya yang berjudul “Menggagas Pembaruan PPP” sebagai kado Ultah PPP (5 Januari 1973—5 Januari 2006) di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, Selasa (7/3).
Menurutnya, PPP sendiri terbuka terhadap ide-ide pembaharuan dan demokrasi. Oelh karena itu untuk nonmuslim, PPP ke depan akan meletakkan sebagai parpol yang terbuka baik dipilih maupun tidak dipilih oleh nonmuslim.
Dijelaskannya, pihaknya akan melakukan pembaharuan pendekatan bagaimana umat Islam maupun nonmuslim tertarik dengan PPP. ”Kami akan melakukan revitalisasi dan pendekatan politik politik dari konvensional seperti pengajian, istighotsah, tabligh akbar dll ke model Islam modern,” papar dia.
Menyinggung banyaknya tokoh tua yang kini masih aktif di PPP, Arief Mudatsir mengakui PPP mengalami problem regenerasi yang lambat. Karena itu PPP harus memacu diri untuk memunculkan tokoh-tokoh muda yang berkualitas dan dinamis. Ia mengaku siap memimpin PPP yang akan bermuktamar pada tahun 2007 mendatang.
Soal apakah PPP akan dipimpin tokoh NU yang masih aktif untuk menyaingi PKB, ia mengungkapkan, PPP memang telah meminang Ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi. Tapi, Pak Hasyim lebih memilih tetap di PBNU. Selain itu katanya, PPP mempunyai pemilih tetap seperti dulu di mana kursi yang diperoleh dalam pemilu berkisar 50-an kursi. (dina)