Penolakan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono atas rencana invansi militer Amerika Serikat (AS) ke Suriah adalah bentuk tanggung jawab internasional. SBY beranggapan, Indonesia pun punya kewajiban menjaga perdamaian dunia.”Kami (Indonesia) yakin harus berbuat, meski ada keterbatasan kewenangan,” kata SBY, lewat akun Twitter resmi presiden.
Presiden mengatakan, Indonesia tidak punya kekuatan ‘hebat’ untuk selesaikan konflik di Negeri Syam itu. Akan tetapi, kata dia, Indonesia punya kepedulian sesama. Memilih beroposisi dengan Paman Sam kali ini, menurut presiden ke-6 Republik Indonesia ini, adalah sesuai dengan nilai-nilai kemanusian yang luhur. ”Kami (Indonesia) dengan muslim terbesar di dunia peduli dengan Suriah. Dan ini adalah amanat UUD 1945 tentang perdamaian,” sambung SBY.
Tak jelas SBY ungkapkan keberpihakan terhadap salah satu pihak yang terlibat konflik di Suriah. Kini Suriah terbagi menjadi beberapa pihak disana, Pihak pertama rezim Assad yang kini memerintah, dengan dukungan Syiah Iran , Syiah Hizbullah dan Rusia, Pihak kedua Oposisi Suriah bentukan Negara negara teluk dan dukungan pihak barat, dan Pihak ketiga adalah para mujahidin Muslim yang berkeinginan pembebasan atas kezaliman atas Muslim di suriah dan ingin menegakkan syariah Islam. (RoL/KH)