Eramuslim.com – Kondisi bangsa saat ini terasa kian terpuruk. Rupiah yang kian tertekan oleh dolar AS, harga-harga kebutuhan pokok yang meroket, rasa damai dan aman yang kian mahal, serta isu bangkitnya paham komunis.
“Apakah kita harus diam, saat sekelompok pemangku kepentingan sudah buta dan tuli. Rasa nasionalisme yang digaungkan, restorasi, nurani dan wong cilik yang jadi jargon semua sudah terbelengku kepentingan dan kekuasaan. Tidak ada lagi idealisme,” kata Presiden Lumbung Informasi Rakyat (Lira), HM Jusuf Rizal, dalam keterangannya (18/8).
Dengan alasan itu, bersama sejumlah tokoh, Jusuf Rizal membentuk Poros Penyelamat Bangsa. Poros ini ini merupaka wadah bagi orang yang memiliki dan peduli terhadap kondisi bangsa serta bergandengan tangan dengan melepas perbedaan suku, kelompok, golongan dan agama.
“Tujuannya hanya satu bagaimana kondisi bangsa bisa pulih dan jangan sampai terus terpuruk,” kata Jusuf Rizal. Menghadapi kondisi seperti saat ini, lanjutnya, seluruh rakyat tidak boleh diam. Negara dan bangsa ini milik semua rakyat, bukan milik para pemimpin yang telah merasakan empuknya kursi goyang.
Masalah bangsa ini, Jusuf menambahkan, sudah pernah dibicarakan dengan mantan Wapres Try Sutrisno, Rahmawati Soekarno, Ryas Rashid, KH. Mutawakkil (Ketua PWNU Jawa Timur), Slamet Subiyanto (mantan KSAU), Syarwan Hamid (mantan Mendagri) dan lain-lain. Mantan Presiden BJ. Habiebie dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta putra mantan Presiden Soeharto, Tommy Soeharto juga akan diajak menjadi bagian dari gerakan penyelamat bangsa.
“Kami berharap gerakan ini akan memberi stimulas bagi berbagai pihak yang peduli. Ayo satukan langkah dari Sabang sampai Merauke. Dari dasa hingga kota. Semua bergerak bangkit untuk masa depan rakyat, bangsa dan negara yang lebih baik,” demikian Jusuf Rizal.(nm)