eramuslim.com – Pondok pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, telah menjadi pusat perhatian masyarakat dalam beberapa waktu terakhir. Salah satu topik yang sedang diperdebatkan adalah soal penggabungan saf jemaah laki-laki dan perempuan.
Kemudian, kontroversi berlanjut ketika pemimpinnya, Panji Gumilang atau Abu Toto, mengakui sebagai seorang komunis dan menggunakan salam Yahudi. Ini menimbulkan dugaan masyarakat bahwa Pondok pesantren Al-Zaytun menerapkan ajaran yang menyimpang.
Namun, akhirnya Panji Gumilang menjawab tudingan bahwa Pondok pesantren Al-Zaytun sesat. Menurutnya, Pondok pesantren tersebut hanya mengikuti apa yang dijelaskan dalam Alquran.
“Begini, sesungguhnya kita sedang mempraktikkan apa yang kita pahami dari Alquran, yakni, Alquran itu hakikatnya adalah yang diucapkan oleh Rasulullah dari wahyu yang diterima oleh Rasulullah,” katanya dalam wawancara ekslusif dengan Liputan6 SCTV, Minggu (25/6).
Berikut wawancara lengkap Liputan6 SCTV dengan Panji Gumilang terkait klarifikasinya ajaran di Ponpes Al-Zaytun:
Bisa kah memberikan penjelasan kepada kami terkait masalah-masalah yang berkembang di masyarakat dan tuduhan-tuduhan yang di masyarakat?
Apa yang ditanyakan tentang perkembangan di masyarakat sesungguhnya kalau perkembangan di masyarakat kami tidak terlalu fokus mendengarnya karena kami sibuk dalam kehidupan pendidikan. Namun, bila perkembangan di masyarakat itu dihubungkaaitkan dengan Al-Zaytun, maka itu kita ingin tahu yang kaitan mana, menurut saudara yang harus saya jawab?
Misalnya, soal adanya Al-Zaytun menyatakan Alquran bukan kalam Allah?
Begini, sesungguhnya kita sedang mempraktikkan apa yang kita pahami dari Alquran, yakni, Alquran itu hakikatnya adalah yang diucapkan oleh Rasulullah dari wahyu yang diterima oleh Rasulullah.
Wahyu dari Allah subhanahu wa ta’ala sehingga dalam praktik kami menyampaikan, itu diungkapkan seperti begini Qola Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Fil Qurani Qarim.
Jadi tidak ada kaitan menafikan siapa kepada siapa. Hakikatnya Alquran yang ada pada kita ini adalah ucapan Rasulullah yang didapat dari wahyu, yakni wahyu dari Allah. Jadi kita tidak langsung mendapat suara Allah itu. Yang menyuarakan dan mengucapkan adalah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Maka dikaitkanlah Qola Rasulullah Filqurani Qarim. Itu wahyu yang disampaikan oleh Allah kepada rasulnya nama Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menyampaikan dengan bahasanya. Maka kita sampaikan Qola Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Fil Quranil Qarim. Itu yang dimaksud, enggak lebih dari itu.
Yang berkembang utama di masyarakat itu kan soal bagaimana tuduhan Al-Zaytun ini ajarannya menyimpang dan sesat.
Yang mengatakan menyimpang dan sesat kalau itu tadi sasarannya ya seperti tadi jawabannya, Qola Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Fil Quranil Qarim. Jadi enggak jauh-jauh itu.
Jadi itu penjelasannya ya?
Iya, loh memang itu yang diucapkan. Jadi ditanggapi yang berbeda-beda.
Tuduhan yang saat ini berkembang di masyarakat soal Al-Zaytun ajarannya menyimpang, sesat?
Terus dan contohnya seperti apa?
Kemarin yang viral, soal Salat Id ada perempuan misalnya?
Kemarin itu perempuan, hak perempuan itu harus diberikan. Jadi berdampingan. Nanti Anda bisa memotret tempat yang di sini, bagaimana posisi wanita, bagaimana posisi pria.
Jadi mensejajarkan karena memang harus begitu. Almuslimun wal muslimat. Al Mukminun Wal mukminat. Tidak pernah di belakangkan.
Jadi perempuan ada di saf laki-laki gitu?
Bukan di saf laki-laki. Berjajar.
Itu tanggapan publik kan itu menyimpang?
Kalau kita mengikuti publik tidak bisa kita menjalankan keyakinan kita. Itu yang kita baca dari Alquran. Semuanya diberi hak, maka disejajarkan.
Di masyarakat ada tudingan-tudingan soal NII?
Buktinya seperti apa?
Katanya ada kaitannya dengan Al-Zaytun?
NII itu sudah selesai. Kalau sampeyan membaca sejarah, NII itu katanya diproklamirkan pada tahun 1949, bulannya Agustus tanggalnya 7. Kemudian dalam perjalanan sejarah tahun 1962, itu di sejarah ya, itu di SD juga ada, menyerah.
Pimpinannya mempertanggungjawabkan. Kemudian memerintahkan pada seluruh warganya untuk kembali ke Ibu Pertiwi.
Tahun 1962 itu selesai. Terus apalagi kaitannya?
Terus mereka menuduh gitu kan itu ada kaitannya dengan Negara Islam Indonesia?
Wong sudah selesai.
Jadi tidak ada kaitannya ya?
Selesai.
Berarti tudingan itu salah?
Jangan ngomong salah. Semua sudah selesai. Kepanjangannya, siapa yang memperbincangkan nama itu dengan serius. Jangan-jangan dia yang nuduh-nuduh itu yang melanjutkan NII? Kan tidak bisa dilanjutkan, sudah tutup. Dia ingin menuduh lah Al-Zaytun.
Pesan yang ingin disampaikan kepada mereka yang menuduh tadi teroris lah, NII?
-Panji Gumilang menunjukkan lokasi sosok perempuan salat berjamaah di barisan depan-
Kita salat di situ. Saya kan Enggak bisa ini, patah. Diganti imamnya, terus saya di sampingnya, karena ini enggak bisa.
Yang perempuan itu?
Kan ada dua tuh. Kita duduk di kursi, di sini ada kata orang di luar itu bocil, bocah kecil. Itu cucu. Mengapa? selalu ikut supaya tahu kalau jadi imam itu seperti apa. Silakan. Kemudian, terus yang dikatakan ada orang yang enggak ikut salat, sepertinya orang nasrani, di sini.
Yang katanya pendeta ya?
Iya. Bukan pendeta. Itu wartawan senior.
Itu wartawan senior? Tapi dia Kristen?
Ya, jangan pakai kristen. Nasrani.
Nasrani. Di sini ya? Berarti yang perempuan di sini. Terus yang di sini?
Perempuan semua. Di sini laki-laki semua.
Jadi disejajarkan safnya?
Iya. Kemudian pakai kursi. Salatnya pakai ini, baru baca dzikir, dua jam juga kuat karena ini kursi sudah di-setting dengan rupa sehingga bisa untuk, kalau capek, waduh enak. Itu coba. Enak enggak kursinya?
Enak
Ya enak, pendapat peneliti. Ini dibuat sendiri, bukan membeli. Didatangkan beberapa dokter untuk meneliti. Ini lah yang terjadi. Jadi kalau dzikir begini, dari pagi sampai siang juga kalau enggak lapar ya terus. Karena apa? Capek begini. Salat di sini, sujud di sini karena ini besar masjidnya, berapa saja muat.
Berapa jamaah di sini?
Dengan batas itu, ini muat 2.000. Dengan batas seperti itu. Jadi kalau semua, sekitar 20.000. Namun kalau jarak yang dulu sebelum ada Covid, 150.000. Di bawah ini masih ada. Lantai bawah. Sekarang dialihfungsikan, masih untuk nyimpen kayu jati.
(Sumber: Liputan6)