Mabes Polri belum mendapatkan keterangan yang jelas terkait informasi kaburnya Noordin M. Top, gebong terorisme Malaysia yang masih menjadi buronan Polri, ke Suriah, dan sejauh ini Polri masih mengejar yang bersangkutan di Indonesia.
"Informasi mengenai kaburnya Noordin M. Top ke Suriah belum jelas, dan yang jelas kita masih berusaha mencari dia di indonesia, " kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen (Pol.) Abubakar Nataprawira, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (19/5).
Menurutnya, penyidik hingga kini masih terus berusaha mengejar yang bersangkutan di Indonesia.
Abubakar juga membantah adanya kebocoran dokumen pemeriksaan terhadap dua tersangka terorisme, yaitu Abu Husna dan Dr. Agus Purwanto, di mana dalam dokumen pemeriksaan tersebut, terdapat pengakuan kedua tersangka bahwa Noordin M. Top telah melarikan diri ke Suriah.
"Saya yakin itu tidak benar. Tidak ada penyidik yang membocorkan itu, karena itu adalah rahasia negara, " tegas Abubakar.
Informasi kaburnya gembong terorisme yang paling dicari itu, dilansir pertama kali oleh kantor berita Associated Press (AP) 19 Mei 2008 berdasarkan pengakuan kedua tersangka terorisme Abu Husna dan Dr. Agus Purwanto dalam berkas pemeriksaannya yang diduga bocor ke luar.
Dalam berkas pemeriksaan tersebut, mereka mengaku Noordin M. Top telah melarikan diri ke Suriah dengan dibantu warga Aljazair yang berada di Jakarta. Warga Aljazair itu diduga membantu Noordin M. Top mendapatkan tiket pesawat terbang dan paspor palsu.
Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi III DPR Soeripto meyakini adanya elemen pemerintah yang terlibat dalam pelarian Noordin M Top dari kawasan Asia Tenggara ke Suriah. Karena, menurutnya, tersangka teror paling diburu di Asia Tenggara itu tidak mungkin lari tanpa bantuan elemen pemerintah.
"Kalau benar dia melarikan diri, yang harus dipertanyakan adalah siapa yang melindungi dia, " ujarnya.
Dirinya mencurigai, adanya elemen-elemen pemerintah seperti militer, keimigrasian, kepolisian, atau intelijen yang melindungi Noordin selama di Indoesia, serta saat buron teror itu melarikan diri.
"Kalau orang biasa saja yang melindungi dia, tidak mungkin bisa kabur. Saya yakin ada yang membackingi Noordin, " tandasnya.
Mengapa Suriah yang dipilih sebagai lokasi pelarian, bukankah area jihadnya adalah Indonesia, Soeripto belum berani mengomentarinya. Tetapi sangat dimungkinkan Noordin M. Top itu melarikan ke luar negeri. (novel)