Eramuslim.com – Politisi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu mencibir Relawan Ahok yang ternyata dibayar. Bahkan, Masinton mengatakan dirinya sudah mengetahui modus yang digunakan Relawan Ahok dalam rangka mengumpulkan 1 juta KTP.
“Bagi saya, informasi ini bukan hal yang baru. Karena dari awal pengumpulan KTP-nya itu, saya tahu cara pengumpulannya itu. Bukandoor to door. Diambil dari keluruhan, leasing, dari mana aja lah, dari kartu perdana-perdana, itu kan daftar pakai KTP,” kata Masinton di Jakarta, Rabu (22/06/2016).
“Soal pengumpulan KTP seperti itu saya tahu betul kalau diganda-gandain. Dapil ku kan di Jakarta. Kita tahu lah informasi-infornasi di bawah itu. Jadi kalau menurut saya, ini bukan informasi baru,” imbuhnya.
Ia menyebutkan jika 1 juta KTP itu digandakan maka saat verifikasi akan ketahuan. Oleh karena itu, dukungan itu kan dalam klaim-klaim saja. Bisa saja fiktif, kata dia.
Terkait bayaran yang diterima oleh relawan Ahok, Masinton yang merupakan anggota DPR RI dari dapil Jakarta hanya tersenyum kecut.
“Kalau relawan kan orang yang bekerja karena suka rela. Itu yang disebut relawan. Kalau dia bergerak dilandasi motif untuk dapat gaji, ya berarti bukan relawan. Itu adalah karyawan. Maka yang menjadi klaim 1 juta KTP itu yang perlu di-itukan (diverifikasi) nantinya,” sebut Masinton.
Makanya, kata dia, apa yang disampaikan oleh Junimart Girsang bahwa ada aliran dana Rp30 miliar ke relawan Ahok dari proyek reklamasi Pantai Utara Jakarta, benar adanya.
“Iya lah. Cerita itu kan karena ada dasar dan faktanya. Itu saling terkait. Itu pasti bener. Karena fakta,” pungkasnya.(ts/rn)