Politisi Partai Demokrat Ramadhan Pohan menyayangkan pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Ansyaad Mbai terkait aksi teror kepada polisi yang belakangan ini terjadi di Solo, Jawa Tengah. Disinyalir aksi teror tersebut dikendalikan oleh Abu Bakar Ba’asyir.
Dia meminta agar Ansyaad Mbai tidak melontarkan pernyataan tanpa didukung dengan bukti-bukti kuat. “Jangan hanya wacana, langsung saja diperiksa, masalah teroris ini jangan hanya wacana. Jangan mengeluarkan pernyataan yang tidak ada bukti-bukti,” kata Ramadhan di Jakarta, Selasa (4/9/2012).
Jika tidak didukung dengan bukti, Ansyaad Mbai dinilai telah menzalimi Ba’asyir yang sudah dipenjara dengan tuduhan terkait aksi terorisme yang pernah terjadi di Indonesia. “Masak dipenjara kita zalimi lagi,” ucapnya.
Menurutnya, kasus teror yang terjadi di Solo tidak ada keterlibatan pimpinan pondok pesantren Al-Mukmin Ngruki di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah itu.
Sebelumnya, Kepala BNPT Ansyaad Mbai mengatakan aksi teror kepada polisi di Solo, Jawa Tengah, dikendalikan oleh Abu Bakar Ba’asyir. “Komandonya dari bos itu (Ba’asyir), tetap,” ujar Ansyaad di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/9/2012).
Ba’asyir hingga saat ini masih tercatat sebagai pimpinan pondok pesantren Al-Mukmin Ngruki di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah. Dua orang terduga teroris yang tewas dalam penyergapan Densus 88 Antiteror Polri, Farhan dan Muhksin, merupakan mantan siswa Ngruki.
Satu orang terduga teroris lainnya ditangkap hidup-hidup. Satu anggota Densus 88 Polri, Briptu Suherman, tewas dalam penggerebekan yang digelar di Solo, Jumat 31 Agustus 2012.(fq/inilah)