Eramuslim.com – Presiden Jokowi diminta untuk segera menyampaikan permintaan maaf kepada publik. Hal itu menyusul kesalahan penyebutan tempat kelahiran Soekarno. Permintaan itu disampaikan Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (4/6/2015).
Menurutnya, Jokowi sebagai orang pertama di Indonesia telah melakukan kesalahan fatal. Dalam pidatonya, Jokowi menyebut Kota Blitar sebagai tempat kelahiran presiden pertama RI tersebut.
“Jokowi sebagai Presiden harus minta maaf. Bayangkan, bagaimana kita mau ikuti presiden kalau presidennya saja salah,” kata Effendi.
Dalam kesempatan itu, Effendi juga meminta agar Jokowi menjelaskan keselahan tersebut. Selain kesalahan penulisan naskah pidato, menurutnya, Jokowi secara tidak langsung tidak mengetahui tempat kelahiran proklamator itu. Jika Jokowi tahu, maka pasti Jokowi akan meralat teks pidato tersebut dan menyebutkan Surabaya sebagai kota kelahiran Bung Karno yang benar. Namun itu tidak dilakukan Jokowi, yang mengindikasikan jika Jokowi jahil terhadap sejarah bangsanya sendiri.
“Lebih fatal lagi dibacakan oleh Presiden tanpa ada koreksi. Artinya, Presiden juga tidak tahu kalau itu salah. Presiden tidak tahu tempat kelahiran Bung Karno,” tegasnya.
Pidato Jokowi itu disampaikan dalam rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila di Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (1/6/2015). Dalam video yang diunggah di Youtube, Jokowi membacakan naskah pidato yang mengungkapkan kekagumannya pada sosok Soekarno.
“Setiap kali saya berada di Blitar, kota kelahiran Proklamator kita, Bapak Bangsa kita, Bung Karno, hati saya selalu bergetar,” kata Jokowi. Soekarno adalah presiden pertama Indonesia. Ayah dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 6 Juni 1901. (rz)